Kabupaten KamparPotret Riau

Mahasiswa KKN UNRI Sulap Perpustakaan Desa Jadi Kelas Ceria, Tanamkan Budaya Baca Anak Sejak Dini

271
×

Mahasiswa KKN UNRI Sulap Perpustakaan Desa Jadi Kelas Ceria, Tanamkan Budaya Baca Anak Sejak Dini

Sebarkan artikel ini
Mahasiswa KKN UNRI Sulap Perpustakaan Desa Jadi Kelas Ceria, Tanamkan Budaya Baca Anak Sejak Dini
Mahasiswa KKN UNRI Sulap Perpustakaan Desa Jadi Kelas Ceria, Tanamkan Budaya Baca Anak Sejak Dini.F-Istimewa

KAMPAR – Senyum sumringah menyelimuti perpustakaan Tuan Said di Desa Sipungguk, Kecamatan Salo, Kabupaten Kampar, Riau. Anak-anak tampak antusias mengikuti kegiatan Kelas Ceria Desa, sebuah program edukatif yang digagas oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Literasi Universitas Riau (UNRI) 2025.

Hari itu, kegiatan yang biasa digelar tiga kali sepekan, mendapat kunjungan istimewa dari sejumlah dosen pembimbing lapangan. Kunjungan ini bertujuan untuk melakukan monitoring dan evaluasi (monev) langsung di lapangan, dan mereka disambut hangat oleh mahasiswa serta anak-anak desa.

Program Kelas Ceria Desa adalah bagian dari KKN Tematik Literasi yang diikuti oleh mahasiswa gabungan dari jurusan agroteknologi, akuntansi, manajemen bisnis, dan budidaya perairan angkatan 2022. Meskipun berasal dari latar belakang yang berbeda, mereka menyatu dalam semangat yang sama untuk menanamkan kecintaan membaca pada anak-anak desa.

Ketua kelompok KKN, Dadan Hermawan, merasa bersyukur melihat antusiasme anak-anak yang terus meningkat. Pada kegiatan hari itu saja, sebanyak 17 anak hadir dan mengikuti setiap sesi dengan semangat. “Ada yang bahkan datang lebih awal dari kami. Mereka tidak sabar menunggu kelas ceria dimulai,” ungkap Dadan, Sabtu (19/7).

Dadan dan timnya merancang program ini agar jauh dari kesan kaku. Mereka menyisipkan dongeng, permainan kartu huruf, dan tantangan membaca cepat agar anak-anak merasa kegiatan belajar adalah sesuatu yang menyenangkan, bukan beban. “Alhamdulillah, hasilnya anak-anak justru tak ingin kegiatan cepat selesai,” terang Dadan.

Baginya, pengalaman ini sangat bermakna selama perkuliahan. Mereka tidak hanya mengajar, tetapi juga belajar tentang kesabaran, pendekatan yang tepat untuk anak-anak, hingga bagaimana menjadi bagian dari komunitas yang mereka dampingi. “Kami belajar menjadi pendengar, fasilitator, dan teman bagi anak-anak,” ungkapnya.

Kegiatan mahasiswa UNRI di Desa Sipungguk merupakan contoh nyata pengabdian yang berdampak langsung dan menyentuh masyarakat, terutama anak-anak. Ini bukan sekadar program wajib KKN, melainkan wujud kesadaran mahasiswa akan pentingnya membangun fondasi literasi sejak dini.

Keberhasilan program KKN tidak hanya dilihat dari banyaknya jumlah kegiatan, tetapi juga dari bagaimana anak-anak merasakan keberadaan mahasiswa. Program KKN Tematik Literasi ini sejalan dengan misi UNRI Berdampak, sebuah upaya dari Universitas Riau untuk memastikan bahwa ilmu yang diajarkan di kampus benar-benar memberi manfaat langsung bagi masyarakat.

KKN di Desa Sipungguk mungkin hanya berjalan selama dua bulan, tapi jejaknya bisa jadi abadi, terutama di hati anak-anak yang mulai mencintai buku dan pengetahuan sejak kini. Sebuah langkah kecil yang bisa membawa perubahan besar di kemudian hari. Kegiatan ini juga membuktikan bahwa literasi tidak melulu soal membaca buku, tetapi yang paling penting adalah soal membangun rasa ingin tahu, percaya diri, dan keberanian untuk menyampaikan ide. Hal-hal tersebutlah yang mahasiswa UNRI coba tanamkan melalui interaksi santai dan menyenangkan.