PekanbaruPotret Riau

LAMR: Penabalan Gubernur Abdul Wahid sebagai Datuk Seri Setia Amanah, Tradisi Penting Pengisi Kekosongan Adat

91
×

LAMR: Penabalan Gubernur Abdul Wahid sebagai Datuk Seri Setia Amanah, Tradisi Penting Pengisi Kekosongan Adat

Sebarkan artikel ini
LAMR: Penabalan Gubernur Abdul Wahid sebagai Datuk Seri Setia Amanah, Tradisi Penting Pengisi Kekosongan Adat
Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (DPH) Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), Datuk Seri H. Taufik Ikram Jamil, menyampaikan elu-eluannya di majelis yang berlangsung meriah dan penuh suka cita. Katanya, helat ini sebagai bagian dari tradisi dan penghormatan adat masyarakat Melayu Riau.F-Istimewa

PEKANBARU – Penabalan gelar adat Datuk Seri Setia Amanah kepada Gubernur Riau, Tuan H. Abdul Wahid, S.Pd.I., M.Si., pada Sabtu (5/7/2025) bukan sekadar seremonial biasa. Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (DPH) Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), Datuk Seri H. Taufik Ikram Jamil, dalam elu-eluannya menyampaikan bahwa helat meriah ini merupakan bagian dari tradisi dan penghormatan adat masyarakat Melayu Riau yang sangat penting.

Datuk Seri Taufik Ikram Jamil menekankan bahwa penabalan ini adalah tradisi turun-temurun yang tidak hanya hidup di kalangan Melayu, tetapi juga dikenal luas dalam budaya lain, sebagaimana disebut dalam naskah klasik seperti Sulalatus Salatin, Tuhfat al-Nafis, hingga Babulquwaid.

Menurutnya, penabalan kepada Gubernur Abdul Wahid ini sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga LAMR yang menetapkan bahwa kepala daerah adalah “payung panji” masyarakat Melayu Riau, sehingga secara resmi bergelar Datuk Seri Setia Amanah. Gelar ini diberikan tidak hanya berdasarkan jabatan, tetapi juga merujuk pada komitmen dan kiprah pemimpin dalam membangun peradaban Melayu.

“Setelah empat bulan menjabat, Tuan Abdul Wahid telah menunjukkan kesungguhannya membangun Riau dengan semangat kemelayuan terbuka, melalui slogan ‘Riau Rumah Besar Rumpun Melayu, Merawat Tuah, Menjaga Marwah’, yang tercermin dalam program strategis seperti Pekan Budaya Melayu Serantau yang akan digelar Agustus mendatang,” ujar Datuk Seri Taufik.

Penabalan ini juga sekaligus mengisi kekosongan gelar adat yang sempat vakum sejak berakhirnya masa jabatan Gubernur sebelumnya, Datuk Syamsuar-Edi Natar. Dengan hadirnya kembali sosok Payung Panji Adat, LAMR berharap dapat lebih kuat memperjuangkan isu-isu adat, termasuk pengembalian hak-hak adat sesuai dengan Perpres No. 5 Tahun 2025, dan menjadikan Riau sebagai daerah istimewa.

Datuk Seri Taufik juga mengingatkan makna spiritual dan sosial dari gelar adat yang sarat doa dan harapan, serta menjadi sarana memperkuat harmonisasi sosial. “Gelar ini bukan hanya doa bagi penerima, tapi juga bagi yang mengucapkannya,” tuturnya, mengutip pantun Melayu: Yang merah saga, yang kurik kundi. Yang indah bahasa, yang baik adalah budi.

Acara penabalan diselaraskan pula dengan Majelis Zikir dan Doa untuk Negeri dalam rangka memasuki Tahun Baru Hijriah 1447 H, sebagai wujud syukur dan harapan akan keberkahan bagi Riau.

LAMR menilai penabalan ini sebagai prioritas dan langkah strategis, mengingat pentingnya adat sebagai landasan karakter daerah yang diatur dalam UU Provinsi Riau No. 19 Tahun 2022. Kegiatan ini pun menjadi simbol pemuliaan terhadap adat yang bersumber dari nilai-nilai luhur Alquran dan Hadis.

Acara dihadiri oleh para datuk, tokoh adat, pejabat pemerintahan, serta masyarakat luas. Sambutan hangat dan penghormatan disampaikan kepada seluruh hadirin yang telah meringankan langkah menghadiri majelis adat ini.