ROHUL – Jembatan Sungai Rokan di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) yang sedang dalam perbaikan kini ditutup total. Kebijakan ini berarti pengendara roda dua yang sebelumnya masih diizinkan melintas, kini juga wajib menggunakan jalur alternatif.
Penutupan ini dilakukan untuk mendukung proses pengecoran tiang jembatan, yang merupakan bagian dari proyek perbaikan struktur kemiringan jembatan Sungai Rokan oleh Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (PUPRPKP) Provinsi Riau. Proyek ini sedang dikerjakan oleh pihak kontraktor.
Sejak awal Mei 2025, jembatan yang berada di ruas jalan provinsi Tandun-Pasirpengaraian ini sudah ditutup untuk kendaraan roda empat atau lebih akibat pergeseran pilar jembatan.
Plt Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Rohul, Minarli Ismail, menjelaskan bahwa seluruh kendaraan roda dua kini dialihkan ke jalur alternatif melalui Jembatan Gantung Lubuk Bendahara, Kecamatan Rokan IV Koto. Rute pengalihan meliputi Simpang Siabu (Ujung Batu) – Lubuk Bendahara (Rokan IV Koto) – Lubuk Bendahara Timur (Rokan IV Koto) menuju Simpang Pematang Tebih (Ujung Batu).
“Penutupan total Jembatan Sungai Rokan di Ujung Batu dimulai pukul 08.00 hingga 18.00 WIB setiap hari. Kebijakan ini atas permintaan pihak kontraktor demi kelancaran pekerjaan pengecoran tiang jembatan,” ujar Minarli pada Sabtu (12/7/2025).
Dishub Rohul telah melakukan sosialisasi dengan memasang baliho dan rambu pemberitahuan di titik-titik strategis, terutama di sekitar lokasi jembatan dan pusat keramaian di Desa Suka Damai, Kecamatan Ujung Batu. Minarli menegaskan, penutupan total ini demi mendukung kelancaran perbaikan kemiringan jembatan.
“Kami sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian terkait penutupan total Jembatan Sungai Rokan di Ujung Batu. Di jalur alternatif Jembatan Lubuk Bendahara, ada petugas Dishub Rohul yang membantu mengatur arus lalu lintas, dibantu masyarakat setempat,” sebutnya.
Minarli mengimbau masyarakat, khususnya pengendara roda dua dan roda empat yang melintasi jalur alternatif Jembatan Gantung Lubuk Bendahara, untuk bersabar dan mengikuti arahan petugas di lapangan. Ia juga mengingatkan pengendara untuk tidak memacu kecepatan kendaraan karena jalur tersebut ramai anak-anak bermain dan padat pemukiman penduduk.
“Maksimal kecepatan kendaraan 40 Kilometer per jam. Ini untuk menghindari hal yang tidak diinginkan bagi pengendara yang melintas,” imbaunya.
