PekanbaruPelelawanPotret Riau

Bupati Pelalawan Zukri Misran Temui Warga Terdampak TNTN, Tegaskan Solusi Lahan Dimulai dari Pendataan Akurat

87
×

Bupati Pelalawan Zukri Misran Temui Warga Terdampak TNTN, Tegaskan Solusi Lahan Dimulai dari Pendataan Akurat

Sebarkan artikel ini
Bupati Pelalawan Zukri Misran Temui Warga Terdampak TNTN, Tegaskan Solusi Lahan Dimulai dari Pendataan Akurat
Pertemuan Pemprov Riau dengan warga terdampak TNTN, di Kantor Gubernur Riau, Senin (21/7) siang.F-Istimewa

PEKANBARU – Bupati Pelalawan, Zukri Misran, hari ini menemui belasan perwakilan warga terdampak kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) Pelalawan. Pertemuan yang juga dihadiri Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Syahrial Abdi, ini berlangsung di ruang rapat Gubernur Riau pada Senin (21/7).

Dialog ini menjadi wadah bagi Bupati Zukri untuk mendengarkan langsung tuntutan dan harapan masyarakat yang tengah menghadapi persoalan lahan.

Dalam responsnya, Bupati Zukri Misran menegaskan komitmennya untuk mencarikan solusi terbaik bagi warganya. Ia menjelaskan bahwa kehadirannya dalam pertemuan ini didorong oleh panggilan hati sebagai seorang pemimpin yang bertanggung jawab, bukan karena undangan resmi.

“Saya tidak hadir untuk mereka (instansi atau protokoler), tapi untuk mencarikan solusi apa yang terbaik bagi rakyat. Saya datang ke sini bukan karena diundang, tidak ada yang undang saya, tapi saya datang karena ingin menyelesaikan persoalan ini,” ujar Zukri dengan lugas.

Siap Dialog dan Prioritaskan Data

Zukri menyatakan kesiapannya untuk membuka ruang dialog seluas-luasnya kepada masyarakat demi mencari jalan keluar. Ia bahkan mempersilakan warga untuk datang ke kediamannya jika ada hal yang ingin ditanyakan. “Kalau ada hal-hal yang ingin ditanyakan, silakan datang ke rumah saya. Mau malam ini pun duduk bareng, ayo. Saya terbuka. Kita cari solusi bersama-sama,” ajaknya.

Menurut Bupati, salah satu kunci penyelesaian masalah ini adalah dengan melakukan pendataan yang akurat sebelum aspirasi masyarakat dibawa ke tingkat pusat. Ia menekankan pentingnya data yang lengkap, seperti jumlah warga, lokasi pasti, dan legalitas lahan, agar tidak menjadi kendala saat disampaikan kepada pemerintah pusat.

“Sekarang kita fokus dulu dengan data. Kalau data belum lengkap, bagaimana bisa kita sampaikan ke pemerintah pusat? Misalnya nanti Gubernur bawa ke Jakarta, ditanya jumlah warga, lokasi, legalitas, tapi tidak bisa jawab itu jadi masalah. Maka kita mulai dari pendataan dulu,” ungkapnya.

Zukri juga mengingatkan bahwa perjuangan untuk rakyat memerlukan langkah konkret, bukan hanya orasi dan aksi semata. Ia menegaskan kesiapannya untuk berbicara langsung kepada pihak tertinggi, termasuk Presiden, asalkan memiliki dasar data yang kuat. “Saya tidak mau hanya bicara tanpa data. Kalau datanya lengkap, saya bisa sampaikan langsung, misalnya ke Presiden. Saya ini berani bicara, tapi harus ada dasar,” tegasnya.

Komitmen Nyata dan Keluhan Warga

Sebagai bukti komitmennya, Zukri memaparkan sejumlah langkah nyata yang telah ia lakukan untuk membantu masyarakat, termasuk dalam bidang pendidikan dan permasalahan terkait perkebunan sawit. “Masalah pendidikan sudah saya bantu. Anak-anak bisa sekolah. Soal buah sawit, saya bahkan sudah panggil perusahaan, saya marah karena tidak berpihak pada rakyat. Itu bukti saya ingin perjuangkan kalian,” jelasnya.

“Saya tidak kenal kalian satu per satu, tapi saya tahu kalian sedang menderita. Dan tidak ada niat saya menyakiti atau menganiaya rakyat saya sendiri,” ujarnya lirih, menunjukkan rasa keprihatinan yang mendalam. Bupati kemudian menutup pernyataannya dengan ajakan untuk tetap solid dan bekerja sama.

“Yang penting sekarang kita lengkapi data. Setelah itu, kita duduk bersama. Siapa yang mau datang, ayo datang. Saya tidak menutup pintu. Karena prinsip saya, pemimpin itu hadir untuk rakyat,” pungkas Zukri.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Syahrial Abdi, turut menekankan bahwa pendataan adalah kunci utama penyelesaian masalah bagi warga Toro Jaya, Pelalawan. Ia menjelaskan pemerintah telah merumuskan empat langkah strategis, dengan pendataan dan inventarisasi dimulai sejak 20 Juli dan dijadwalkan selesai pada 27 Juli.

Tupal Sirait, warga Desa Kusuma, menceritakan pengalamannya datang ke Toro Jaya sejak 2006 dan berharap kebijaksanaan pemerintah. Senada dengan itu, Marianto, warga lainnya, menegaskan bahwa aksi mereka bukan bentuk perlawanan, melainkan kebutuhan akan kejelasan. “Kami sangat menghormati Bapak dan Ibu semua, tapi saat ini periuk kami telah diusik. Kami butuh kejelasan, bukan tekanan,” pungkas Marianto.