PekanbaruPotret Riau

Bertanam Budi di Tanah Melayu: Kapolri Listyo Sigit Terima Anugerah Adat dari LAM Riau Berkat 5 Kebijakan Ini

136
×

Bertanam Budi di Tanah Melayu: Kapolri Listyo Sigit Terima Anugerah Adat dari LAM Riau Berkat 5 Kebijakan Ini

Sebarkan artikel ini
Bertanam Budi di Tanah Melayu: Kapolri Listyo Sigit Terima Anugerah Adat dari LAM Riau Berkat 5 Kebijakan Ini
Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) menganugerahkan Anugerah Adat Ingatan Budi kepada Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jenderal Listyo Sigit Prabowo.F-Istimewa

PEKANBARU Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) resmi menganugerahkan Anugerah Adat “Ingatan Budi” kepada Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Penghargaan ini diberikan berdasarkan sejumlah kebijakan dan tindakan Kapolri yang dinilai telah “bertanam budi” di tengah masyarakat, khususnya di Tanah Melayu Riau.

Seniman dan budayawan Riau, sekaligus Ketua DPH LAMR Kabupaten Bengkalis, Datuk Seri Syaukani Al-Karim, dalam pidato alas pikir pada prosesi penganugerahan Sabtu (12/7/2025), menjelaskan bahwa langkah-langkah Kapolri mencerminkan nilai luhur budi dalam tradisi Melayu, yaitu penghormatan, keadilan, dan pengabdian kepada masyarakat.

Menurut LAMR, ada lima alasan utama di balik pemberian anugerah bergengsi ini:

  1. Kepolisian Inklusif dan Pro-Rakyat: Kapolri Listyo Sigit dinilai berhasil menjadikan institusi Polri inklusif dan egaliter, dengan tindakan yang “Presisi” (Prediktif, Responsibilitas, Transparansi Berkeadilan) dan selaras dengan kepentingan rakyat. Pendekatan humanis dalam pengayoman masyarakat, respons cepat, dan pelayanan yang santun membuat masyarakat merasakan kehadiran polisi sebagai bagian dalam menciptakan keamanan dan kebaikan bersama.
  2. Penegakan Hukum Tegas dan Berkeadilan: Di bawah kepemimpinannya, penegakan hukum dilakukan secara lebih tegas, tidak hanya kepada pelanggar dari luar, tetapi juga internal kepolisian. Ketegasan ini, menurut LAMR, memberikan rasa keadilan bagi semua pihak.
  3. Respons Cepat Penanganan Karhutla Riau: Kapolri sangat peduli terhadap penanganan bencana, khususnya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau. Kebijakannya yang ditindaklanjuti dengan baik oleh Kapolda dan Kapolres se-Riau, berhasil mengatasi masalah Karhutla dengan signifikan.
  4. Pendekatan Humanis dalam Deradikalisasi: Dengan pendekatan humanisme, Kapolri berhasil membawa 8.315 narapidana teroris (napiter), beberapa di antaranya dari Riau, kembali ke pangkuan NKRI. Ia mengajak mereka menatap masa depan bersama Indonesia dengan semangat dan kesadaran baru di bawah panji UUD 1945, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.
  5. Kemitraan Polri dengan Lembaga Adat di Riau: Sepanjang kepemimpinannya, dan sesuai arahannya, Polda Riau serta Polres se-Riau selalu menjadikan Lembaga Adat dan komunitas adat sebagai mitra dalam menyelesaikan persoalan masyarakat. Datuk Seri Syaukani menyoroti tiga fase kepemimpinan Kapolda Riau (Irjen Pol. Agung Setya Imam Effendi, Komjen Pol Muhammad Iqbal, dan Irjen Pol Herry Heryawan) yang tidak hanya akrab dengan adat, tetapi juga menggunakan saripati ungkapan adat sebagai slogan atau penamaan aplikasi strategis, seperti “Dashboard Lancang Kuning,” “Together We Strong,” dan “Melindungi Tuah Menjaga Marwah.”

“Sesungguhnya, sangat banyak lagi tindakan Tuan Jenderal Pol. Drs. Listyo Sigit Prabowo, baik dalam kapasitas jabatan maupun tindakan pribadi, termasuk inovasi untuk transparansi seperti e-tilang dan SIM online, serta inovasi lain yang tidak dapat kami sebut satu per satu,” ujar Datuk Seri Syaukani.

Berbagai kebijakan dan inovasi yang telah dilakukan Kapolri juga telah membuatnya menerima banyak penghargaan, baik skala nasional maupun internasional.

Dengan menelisik fakta, tindakan, kebijakan, dan kebajikan yang telah ditunjukkan Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, LAMR Provinsi Riau dengan takzim mempersembahkan Anugerah Adat “Ingatan Budi” sebagai bentuk penghargaan tertinggi.