PEKANBARU – Anggota Komisi I DPRD Kota Pekanbaru Firman menyoroti usulan Satpol PP untuk merubah jam operasional tempat hiburan malam (THM) dari pukul 22.00 menjadi pukul 24.00 Wib.
Ia mengatakan Perda no 3 tahun 2002 tentang jam operasional THM sampai pukul 22.00 WIB masih banyak THM yang melanggar, kalau ditambah jam operasional tentunya sama dengan memberi ruang untuk narkoba.
“Saya secara pribadi tidak setuju jam operasional ini ditambah, kalau ditambah akan membuka ruang untuk orang narkoba dan mabuk-mabukan,” ujar Firman tulis cakaplah.com, Kamis (2/1/2025).
Firman pun menyikapi masalah kecelakaan yang menimpa satu keluarga di jalan Hangtuah kemarin, dimana pelaku memakai narkoba dan pulang dari tempat hiburan malam.
“Semenjak Perda ini ada sudah dilanggar terus jam operasional. Dari zaman saya kuliah sampe sekarang THM ini sudah buka sampai pagi, sudah lama melanggar kenapa ini dibiarkan Pemko, dalam hal ini Pemko membiarkan, kok dibiarkan. Ada apa ini?,” tegasnya.
Ia menghimbau seluruh THM di Pekanbaru harus menaati jadwal di Perda no 3 tahun 2002, sesuai dengan Perda yang ada, ikuti, siapapun yang punya.
“Saya bingung kok banyak yang melanggar, masak satpol PP tidak tahu, lucu saya dengarnya. Dalam waktu dekat, kami Komisi I akan memanggil para pengusaha THM dan melihat izinnya, bagi yang tidak berizin akan diberhentikan aktivitasnya,” tambahnya.
Dikatakannya, beberapa waktu lalu Satpol PP silaturahmi ke Komisi I, mereka mengeluhkan minimnya anggaran dan kurangnya personel yang hanya 500 orang.
“Pemikiran saya setelah kasus seperti ini, berarti yang tidak sanggup itu bukan anggaran nya, tapi Kasatpol PP nya. Kalau nggak sanggup cari solusinya diskusi sama Pj walikota. Pj Walikota silahkan menilai,” cakapnya.
Kata Firman, masyarakat sudah tahu dan bisa menilai. Harapannya untuk kedepannya jangan ada lagi THM yang melanggar ketentuan Perda no 3 tahun 2002.
“Masalah jam operasional tetap sesuai dengan Perda no 3 tahun 2002, janganlah ditambah. Kalau Satpol PP tahu, sudahlah, 2025 ini tobat lah semua. Tak usah bermain seperti itu lagi. Kasihan masyarakat, kasihan ini satu keluarga meninggal ditabrak orang lagi mabuk dan memakai narkoba,” jelasnya.
“Dari kasus ini, Satpol PP berbenah jangan alasannya anggaran dan kekurangan personel. Sekarang bagaimana mereka yang ada ini, itu yang dioptimalkan,” pungkasnya. (**)