PEKANBARU – Situasi politik di internal Partai Golkar Provinsi Riau kembali memanas dengan pergantian Sekretaris secara mendadak, di tengah menguatnya isu Musyawarah Luar Biasa (Muslub) yang disebut-sebut bakal terjadi dalam waktu dekat.
Pengamat politik sekaligus Dosen Pascasarjana Universitas Islam Riau (UIR), Dr. T. Edy Sabli, M.Si, menyebutkan bahwa perubahan posisi sekretaris adalah hal yang lumrah dalam dinamika organisasi politik.
“Pergantian ini merupakan langkah yang wajar. Dalam organisasi, jika ketua dan sekjen tidak sejalan, tentu hal ini akan mengganggu stabilitas internal. Langkah Ketua DPD Partai Golkar Riau, Syamsuar, dapat dimaknai sebagai upaya mengamankan posisinya,” ujar Edy Sabli tulis goriau.com, Rabu (15/1/2025).
Nama Indra Gunawan Eet, mantan Sekretaris DPD Partai Golkar Riau, disebut-sebut memiliki hubungan erat dengan kelompok yang mendorong Muslub. Menurut Edy, dinamika ini tidak akan berdampak besar pada evaluasi kinerja Partai Golkar Riau oleh DPP Partai Golkar, namun ia menyoroti tren penurunan prestasi partai di Riau.
“Hasil Pilkada 2024 menunjukkan penurunan grafik Partai Golkar di Riau. Banyak kepala daerah yang diusung kalah dalam pilkada, serta hilangnya kursi ketua DPRD di kabupaten/kota hingga provinsi. Ini menjadi alasan kuat bagi kelompok tertentu untuk mendesak Muslub,” jelasnya.
Edy juga memprediksi, jika Muslub terlaksana dan SF Hariyanto terpilih sebagai Ketua DPD Golkar Riau, maka peluang Indra Gunawan Eet kembali menduduki posisi strategis, seperti Sekretaris DPD atau pimpinan DPRD Riau, sangat besar.
“Peran Eet dalam memenangkan pasangan Abdul Wahid dan SF Hariyanto di Pilkada Riau 2024 sangat signifikan. Ini modal penting untuk mendapatkan dukungan di internal partai,” tambah Edy.
Dinamika politik Partai Golkar Riau menjadi perhatian banyak pihak, karena hasil Muslub dipastikan akan mempengaruhi strategi dan arah partai dalam menghadapi tantangan politik ke depan. (***)
