SIBOLGA – Bank Indonesia (BI) Kota Sibolga menggelar temu Responden tahun 2024. Kegiatan ini merupakan agenda tahunan Bank Indonesia.
Hadir pada acara tersebut, Area Head PT Mandiri Pematang Siantar Muhammad Afriazi, serta Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sibolga Suwarha Warno Wirapermana.
Kemudian, para pejabat kantor perwakilan Bank Indonesia Sibolga dan pimpinan cabang perbankan di Sibolga-Tapteng. Pimpinan perusahaan Responden Survei dan Liaison Bank Indonesia Sibolga, baik dari jajaran manajemen perusahaan, pengurus asosiasi pengusaha, pimpinan perbankan, pedagang besar dan eceran, serta para rekan surveyor Bank Indonesia dari Padangsidimpuan, Sibolga, dan Gunungsitoli.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sibolga Riza Putera dalam sambutannya menyampaikan, tujuan kegiatan tersebut untuk meningkatkan engagement dan silaturahmi antara Bank Indonesia dengan seluruh responden survei, sekaligus sebagai wujud terima kasih Bank Indonesia kepada responden atas dukungan, partisipasi dan kerjasama dalam pelaksanaan survei selama ini.
Diketahui bahwa kantor perwakilan Bank Indonesia Sibolga merupakan kantor representasi Bank Indonesia yang memiliki wilayah kerja di 16 kabupaten/kota mulai dari zona Pantai Barat Sumut, antara lain Sibolga, Tapteng, Padangsidimpuan, Tapsel, Paluta, Palas, dan Madina.
Kemudian sebagian zona dataran tinggi diantaranya, Toba, Humbahas, Taput, Samosir, serta seluruh wilayah di zona kepulauan mencakup Gunungsitoli, Nias, Nias Selatan, Nias Utara dan Nias Barat.
Adapun, salah satu tugas Bank Indonesia adalah melakukan survei dan liaison atau wawancara, untuk memperoleh data dan informasi terkini mengenai dinamika aktual di tingkat pelaku usaha.
Data dan informasi yang diperoleh tersebut kata Riza, selanjutnya akan diolah dan dianalisis, untuk mendukung perumusan kebijakan di kantor pusat Bank Indonesia maupun sebagai masukan dalam perumusan kebijakan di daerah, baik pengendalian inflasi maupun pengembangan ekonomi dan keuangan di daerah.
“Perumusan kebijakan tersebut dilakukan dalam rangka mendukung tujuan Bank Indonesia sebagai bank sentral, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai Rupiah, yang ditopang oleh 3 tugas pokok Bank Indonesia, yaitu menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran serta turut menjaga stabilitas system keuangan,” terangnya.
Beberapa jenis survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia antara lain, survei PIHPS (Pusat Informasi Harga Pangan Strategis), survei penjualan eceran (SPE), survei pemantauan harga (SPH), survei kegiatan dunia usaha (SKDU), survei konsumen (SK) serta survei liaison/wawancara pelaku usaha.
Menurut Riza, beberapa data yang dihasilkan dari Survei tersebut diantaranya, perkembangan harga pangan, perkembangan usaha, kapasitas produksi, investasi, penjualan, konsumsi, dan data-data lainnya.
“Pengumpulan data perkembangan tingkat harga pangan ditujukan untuk mendapatkan informasi dini mengenai perkiraan inflasi dan menyediakan informasi harga pangan yang dapat menjadi rujukan bagi konsumen dalam berbelanja maupun bagi pemerintah daerah beserta Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dalam melakukan stabilisasi harga,” ungkap Riza.
Sementara itu, data dan informasi mengenai kinerja produksi dan penjualan, investasi, penggunaan tenaga kerja, dan lain-lain yang diperoleh oleh Bank Indonesia dari Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) dan wawancara liaison digunakan untuk mengetahui dinamika pada sector dunia usaha yang tentunya sangat berharga bagi Bank Indonesia dalam menyusun asesmen dan masukan bagi pemangku kepentingan.
“Masih kata Riza, dalam upaya menjaga dan meningkatkan kualitas data serta informasi yang diperoleh tersebut, secara berkala Bank Indonesia juga melakukan evaluasi, dengan menggunakan setidaknya 3 aspek yaitu ketepatan waktu penyampaian data, partisipasi responden dalam survei dan kualitas data, termasuk kelengkapan data dan korelasi dengan indikator ekonomi yang dipublikasikan BPS.
“Berdasarkan evaluasi sampai dengan periode survei bulan November 2024, kinerja survei Bank Indonesia Sibolga di tahun 2024 terbilang cukup baik, meski terdapat beberapa faktor yang perlu ditingkatkan, terutama pada aspek partisipasi responden dan korelasi dengan data ekonomi yang dipublikasikan oleh BPS khususnya terkait informasi harga-harga,” ujar Riza.
Dalam kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi, akurasi dan validitas data hasil survei yang diperoleh Bank Indonesia akan berdampak positif pada 4 hal sebagai berikut:
- Menghasilkan analisis kondisi perekonomian yang lebih akurat
- Pengambilan kebijakan yang tepat sasaran
- Sebagai early warning system ekonomi regional
- Mendorong terciptanya inovasi yang mendukung
- Pertumbuhan ekonomi
“Mengingat pentingnya peran data, survei dan liaison tersebut, tentunya kerjasama dan dukungan seluruh responden sangat diperlukan untuk dapat memberikan data dan informasi yang lengkap, akurat, terkini dan tepat waktu, baik yang dikumpulkan secara langsung maupun melalui tenaga surveyor di lapangan,” pungkasnya.
Pada kesempatan tersebut diberikan penghargaan kepada para stakeholder Bank Indonesia Sibolga yang keluar sebagai responden terbaik, yang terdiri dari perusahaan swasta, BUMN serta BNI instansi pemerintah daerah.
Tak hanya itu, pada acara yang digelar di aula Graha Nauli Bank Indonesia Sibolga, Senin (16/12/2024) tersebut juga digelar pengundian lucky draw dengan berbagai hadiah menarik yang diberikan kepada responden yang beruntun. (And)