PEKANBARU – Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Riau April 2024 sebesar 168,62 atau naik sebesar 2,77 persen dibanding NTP Maret 2024 sebesar 164,08. Kenaikan NTP ini disebabkan oleh naiknya indeks harga yang diterima petani sebesar 2,73 persen sementara indeks harga yang dibayar petani mengalami penurunan sebesar 0,04 persen.
Hal ini disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Riau Asep Riyadi SSi MM pada paparannya di bulan Mei, Jumat (3/5/2024).
“April 2024, 7 dari 10 provinsi di Pulau Sumatera mengalami kenaikan NTP. Riau tercatat sebagai provinsi dengan kenaikan NTP tertinggi kedua se-Sumatera, di bawah Bengkulu dengan kenaikan sebesar NTP sebesar 4,28 persen,” ujarnya.
Sementara itu kata Asep, penurunan NTP terdalam terjadi di Aceh dengan penurunan sebesar 1,48 persen.
Pada April 2024, terjadi penurunan indeks harga konsumsi rumah tangga (IKRT) pertanian di Provinsi Riau sebesar 0,11 persen. Hal ini disebabkan adanya penurunan harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,37 persen.
Sementara itu, enam kelompok pengeluaran lainnya mengalami kenaikan IKRT yaitu perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,89 persen, pakaian dan alas kaki sebesar 0,87 persen, perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin sebesar 0,18 persen, transportasi sebesar 0,12 persen, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar lainnya sebesar 0,08 persen, dan kesehatan sebesar 0,01 persen.
Di sisi lain, harga komoditas pada kelompok pengeluaran penyediaan makanan dan minuman/restoran, pendidikan, rekreasi, olahraga dan budaya, serta informasi, komunikasi, dan jasa keuangan relatif stabil.
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Riau mengalami kenaikan sebesar 2,59 persen, yaitu dari 161,30 pada Maret 2024 menjadi 165,48 pada April 2024.
Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di Provinsi Riau, NTP di Provinsi Riau pada April 2024 adalah 168,62 atau naik sebesar 2,77 persen dibanding NTP Maret 2024 sebesar 164,08.
Hal ini disebabkan naiknya indeks harga yang diterima petani sebesar 2,73 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani mengalami penurunan sebesar 0,04 persen.
Indeks harga konsumsi rumah tangga mengalami penurunan
sebesar 0,11 persen, sementara indeks harga yang dibayar untuk keperluan produksi (BPPBM)
mengalami kenaikan sebesar 0,13.
Kenaikan NTP di Provinsi Riau pada bulan April 2024 terjadi pada 2 dari 5 subsektor penyusun NTP, yaitu pada subsektor tanaman perkebunan rakyat yang naik sebesar 3,32 persen dan subsektor peternakan yang naik sebesar 0,87 persen.
Di sisi lain, subsektor yang mengalami penurunan NTP antara lain subsektor hortikultura yang turun sebesar 4,28 persen, subsektor tanaman pangan yang turun sebesar 2,73 persen, dan subsektor perikanan yang turun sebesar 0,06 persen.
Indeks harga yang diterima oleh petani (It) Pada April 2024, indeks harga yang diterima petani (It) di Provinsi Riau sebesar 199,66. Indeks harga yang diterima ini mengalami kenaikan sebesar 2,73 persen jika dibandingkan dengan It pada Maret 2024 yaitu sebesar 194,36.
Kenaikan It di Provinsi Riau pada bulan April 2024 terjadi hanya pada dua subsektor penyusun NTP, yaitu pada subsektor tanaman perkebunan rakyat dengan kenaikan sebesar 3,28 persen dan subsektor peternakan yang naik sebesar 0,70 persen.
Di sisi lain, subsektor hortikultura mengalami penurunan It sebesar 4,29 persen, diikuti oleh susektor tanaman pangan dengan penurunan It sebesar 2,76 persen, dan subsektor Perikanan dengan penurunan sebesar 0,11 persen.
Indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat ditunjukkan fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.
Indeks harga yang dibayar petani (Ib) pada April 2024 di Provinsi Riau sebesar 118,41, mengalami penurunan sebesar 0,04 persen dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 118,46. Pada bulan ini, seluruh subsektor penyusun NTP mengalami penurunan Ib dibanding Maret 2024.
Subsektor yang mengalami penurunan Ib terbesar adalah subsektor Peternakan
dengan penurunan Ib sebesar 0,17 persen, diikuti oleh subsektor perikanan yang turun sebesar 0,05 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat yang turun sebesar 0,04 persen, subsektor tanaman pangan yang turun sebesar 0,02 persen dan subsektor Hortikultura yang turun sebesar 0,01 persen.
Pada April 2024, NTPP mengalami penurunan indeks sebesar 2,73 persen dibandingkan dengan NTPP bulan sebelumnya, yaitu 97,92 pada Maret menjadi 95,24 pada April 2024.
Hal ini disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani menurun sebesar 2,76 persen,
sementara indeks harga yang dibayar petani hanya turun sebesar 0,02 persen.
Turunnya indeks harga yang diterima petani untuk subsektor tanaman pangan ini disebabkan
turunnya indeks harga kelompok padi sebesar 3,35 persen (khususnya gabah) dan kelompok
palawija sebesar 0,75 persen (khususnya ketela pohon).
Sementara itu, penurunan indeks yang dibayar disebabkan oleh turunnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,04 persen (khususnya cabai merah, cabai rawit, kembung, telur ayam ras, dll), sementara indeks BPPBM naik sebesar 0,04 persen (khususnya upah pemanenan, bensin, dll). (rls/fin)