Potret Politik

Rencana Pembangunan Jembatan Sei Pakning – Bengkalis Menuai Pro Kontra

5
×

Rencana Pembangunan Jembatan Sei Pakning – Bengkalis Menuai Pro Kontra

Sebarkan artikel ini
Dr Mardianto MT saat berbicara di tengah-tengah awak media, Senin (20/5/2024). (Foto: Fin)

PEKANBARU – Rencana Pemprov Riau membangun jembatan yang menghubungkan Sei Pakning-Bengkalis, menuai pro kontra. Pasalnya, untuk mewujudkan pembangunan jembatan sepanjang 6,1 kilometer tersebut dibutuhkan budget sharing.

“Bisa-bisa saja. Contoh jembatan Tengku Latifa dulu banyak pertentangan. Bahkan antara dinas dan jaksa sempat gontok-gontokan. Tapi dia tetap jalan terus menggunakan dana APBD,” ujar anggota Komisi I DPRD Riau, Dr Mardianto MT saat dikonfirmasi, Senin (20/5/2024).

Mardianto mengatakan, sepanjang keinginan itu ada budget sharing misalnya, APBD provinsi sekian persen dana APBN sekian persen.

“Kalau pertanyaannya seberapa yakin kemungkinan pembangunan jembatan itu, maka saya jawab, sepanjang hal itu menjadi prioritas atau tidak oleh pemimpin yang akan terpilih ke depan,” ujarnya.

Lebih jauh Mardianto, sama dengan masa Walikota Pekanbaru Firdaus MT saat memindahkan Kantor Walikita ke Tenayan Raya. Karena punya niat untuk memindahkan sempat bermasalah sebentar kawasan hutan. Diurus ke pusat jadi, sehingga boleh kawasan perkantoran.

Namun ketika disebut bahwa ketika jembatan Sei Pakning-Bengkalis nanti sudah jadi. Menjawab hal itu Mardianto memgatakan dalam pembangunan ada 2 hal yang dipertimbangkan. Yang pertama kalau lalu lintas harian rata-rata, sebanyak apa mobil dan kapal lewat ke sana.

“Yang pertama artinya berdasarkan kondisi eksisting yang ada banyak permintaan perlu dibuat jembatan yang kedua tidak. Seperti gula ditempatkan gula di situ semua akan datang. Buat jembatan dulu, mobil akan datang nanti. Namanya intervensi, maka dalam ruang itu dalam perencanaan tata ruang,” ujar dia.

Menurut Balon Bupati Kuansing ini, dirinya lebih cenderung untuk pakai top down planning. Top down planning itu perencanaan dari atas,” pungkasnya.

Sebelumnya Ketua Komisi I DPRD Riau Edy M Yatim mengaku pesimis dibangunnya jembatan tersebut. Ia beralasan sama dengan pembangunan jembatan-jembatan sebelumnya, seperti Pulau Padang, Pulau Rupat sampai sekarang tak jelas.

Bahkan kata politisi fraksi Demokrat itu, Rancang Bangun Rinci (Detail Engineering Design) yang menelan dana hingga Rp5 miliar sampai sekarang juga hasilnya tak jelas.

“Yakin ndak kalian, kalian jawab dulu. Jangan mimpi kalian dibangun. Malas saya mengcoment. Sama dengan Jembatan Pulau Padang, Pulau Rupat, Malaka, apa, saya yang membahas itu. Itu mimpi Pemilu itu, Pilkada,” ujarnya di depan sejumlah wartawan.

Edy Yatim mengatakan, wartawan jangan tergiring issu dengan orang-orang itu, mestinya wartawan yang membangun issu.

“Kita ini penggiring issu, sama dengan Pilkada sekarang ini, kita yang penggiring issunya. Kita ini pembuat berita bukan pengikut berita,” tegas mantan wartawan senior Riau ini.

Ia mengatakan, pembangunan Jembatan Pulau Padang itu, dirinya yang membahas. Bahkan DED-nya sudah jadi. Tapi DED itu hanya sekedar di atas kertas saja. Dan itu Rp5 miliar lebih, ujarnya.
Edy pun mengatakan, jika jembatan itu dibangun nantinya hanya membawa durian saja dari Bengkalis.

“Ndak tahulah siapa yang “jualan” ni. Apakah gubernur, apakah Edy Natar, apakah Bupati Bengkalis Kasmarni. Yang penting wartawan tergiring. Kalau saya brefing orang-orang itu ndak enak saya nanti,” tukasnya. (fin)