PORT AU PRINCE – Upaya penyerangan terhadap bank sentral Haiti di ibu kota Port-au-Prince berhasil digagalkan oleh pasukan keamanan negara tersebut. Pasukan keamanan Haiti, dengan dibantu penjaga keamanan bank, menewaskan sedikitnya tiga pelaku yang menyerang bank tersebut.
Seperti dilansir AFP, Rabu (20/3/2024), penyerangan terhadap bank sentral Haiti itu terjadi pada Senin (18/3/2024) waktu setempat, saat geng-geng kriminal bersenjata merajalela dan memicu kekacauan di negara tersebut.
Bank Republik Haiti atau BRH menjadi salah satu dari sedikit lembaga penting yang masih beroperasi di kawasan bisnis ibu kota Port-au-Prince, yang telah dikuasai oleh geng kriminal bersenjata selama tiga pekan terakhir.
Dituturkan seorang pegawai bank sentral Haiti bahwa “sekelompok penjahat” menyerang gedung bank tersebut pada Senin (18/3/2024) waktu setempat, tapi berhasil dipukul mundur oleh penjaga keamanan bank serta personel kepolisian dan angkatan bersenjata Haiti.
Pegawai bank yang tidak ingin disebut namanya itu mengatakan bahwa tiga atau empat penjahat terbunuh. Dia menambahkan bahwa seorang penjaga keamanan bank mengalami luka-luka setelah terkena tembakan pelaku.
“Menyusul insiden kemarin di dekat lokasi BRH di Rue Pavee, pasukan keamanan dan tim keamanan bank bertindak dengan profesionalisme dan efisiensi,” demikian pernyataan bank sentral Haiti via media sosial X pada Selasa (19/3/2024) waktu setempat.
Seperti dilansir detikcom, bank sentral Haiti juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada penjaga keamanan dan personel kepolisian atas “kewaspadaan dan komitmen terus-menerus mereka untuk melindungi masyarakat kita”.
Haiti diguncang tindak kekerasan geng kriminal bersenjata yang semakin meningkat sejak Februari lalu, ketika kelompok bersenjata menyerbu penjara setempat dan melepaskan ribuan narapidana.
Dalam aksi kekerasan yang meningkat, geng-geng kriminal di Haiti menuntut pengunduran diri Perdana Menteri (PM) Ariel Henry.
Pekan lalu, Henry setuju mengundurkan diri yang memungkinkan pembentukan pemerintahan sementara, menyusul tekanan dari negara-negara tetangga Haiti, termasuk badan regional CARICOM dan Amerika Serikat (AS).
Badan anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), UNICEF, memberikan penilaian suram soal situasi terkini di Haiti yang disebut “hampir seperti adegan dalam film ‘Mad Max’”, film tahun 1979 silam yang menggambarkan masa depan pasca-apokaliptik penuh kekerasan dan tanpa hukum.
UNICEF dalam pernyataannya juga memperingatkan bahwa orang-orang mengalami “kelaparan dan kekurangan gizi” dengan organisasi-organisasi kemanusiaan tidak bisa mendapatkan akses ke negara tersebut.
Pemberlakuan jam malam diperpanjang hingga Rabu (20/3/2024) waktu setempat, terutama di Ouest Department yang mencakup ibu kota Port-au-Prince. Penetapan situasi darurat di Haiti akan berakhir pada 3 April mendatang.
AS dan negara-negara anggota Uni Eropa termasuk di antara negara-negara yang telah mengevakuasi personel diplomatik mereka dari Haiti akibat krisis yang terjadi. Sementara itu, upaya terus dilakukan untuk mengatur misi keamanan Nairobi untuk mendukung pasukan Kepolisian Haiti yang kewalahan. (win)