MUARA ENIM – Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Pemerintah Kabupaten Muara Enim, dr Eni Zatila MKM sejak dilantik Mei tahun 2022 yang lalu diduga tidak maksimal kinerjanya berdasarkan pantauan yang tersebar di media sosial. Pasalnya sejak Oktober hingga Desember tahun 2023 diduga ada 50 kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang menyerang warga di Kabupaten Muara Enim.
Kemudian sampai Januari tahun 2024 penyakit DBD ini diduga terus mengalami peningkatan yang menyerang masyarakat hingga tembus diangka 71 kasus DBD. Awak media meminta tanggapan Natan sebagai Ketua Ormas Perpam, Jumat (2/2/2024).
Natan mengatakan, kenapa hal tersebut bisa terjadi dan terus mengalami peningkatan pada kasus DBD hingga bulan Januari 2024 mencapai 71 kasus. Apakah Kadinkes tidak mengontrol ke lapangan dan apakah anggaran Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) diselewengkan? Ini yang jadi tanda tanya besar,” ujarnya.
Seharusnya perihal demikian tidak sampai terjadi apabila Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) berjalan dengan maksimal dengan cara terus menerus penyuluhan dalam meningkatkan perilaku hidup sehat, menemukan dan mengobati penderita penyakit menular sedini mungkin agar tidak meluas atau menimbulkan wabah, melaksanakan vaksinasi, imunisasi serta melakukan fogging berkala berkelanjutan,” ungkap Natan.
Lebih jauh Natan menjelaskan, Program P2P itu haruslah berjalan maksimal karena perlunya meningkatkan deteksi dini, respons cepat, obatisasi, penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) serta upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan tidak menular sarang nyamuk dengan pola 3M (Menguras, Menutup tempat penampungan air dan Mengubur barang bekas yang dapat menjadi sarang nyamuk) sehingga penyakit DBD ini tidak mengalami lonjakan yang sangat tinggi.
“Maka dari itu, kami dari Ormas Perpam patut mempertanyakan kinerja Kadinkes Kabupaten Muara Enim, Apakah masih layak dipertahankan? Karena kalau kinerjanya masih seperti ini saja, maka kasus DBD ini akan tetap terus meningkat dan jangan dianggap sepele karena masyarakatlah yang menjadi korbannya,” pungkas Natan. (Irin)