PEKANBARU – Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Narkotika kelas II B Rumbai H. Damanik, patut menjadi teladan. Kepedulian terhadap lingkungan, ia lakukan di jalan yang terkena longsor tepatnya di Simpang Bingung, dengan memasang rambu-rambu peringatan.
“Kita sudah buat penghijauan di sekitar Lapas Rumbai dengan menanami bibit pohon dari Kementerian LHK. Tapi saya mau minta pohon yang agak besar supaya suasana lingkungan kita ini ramah,” ujarnya, Senin (12/2/24).
Kemudian tutur H. Damanik, jalan lewat Simpang Bingung terdapat longsor, sementara rambu-rambu peringatan tidak ada. Ia pun khawatir ruas jalan yang membahayakan tersebut, tidak terlihat oleh pengendara. Sementara kedalamannya lebih kurang 2 meter.
Kondisi itu membuat H. Damanik langsung merancang agar di ruas jalan yang longsor itu, jangan sampai terjadi korban jiwa. Ia pun langsung bertindak dengan memasang rambu-rambu peringatan dengan tulisan, ‘Awas Longsor’.
“Makanya belum siap itu. Timbal balik sebetulnya tulisan itu. Tapi karena kita khawatir orang tidak melihat, sudah sebelah saja dulu. Sebelah lagi kami mau pasang sticker. Jadi timbal balik nampak, dari sana pun nampak,” tukasnya.
Menurutnya, jalan yang longsor tersebut datar. Akan tetapi longsornya itu tidak nampak dari jauh. Jadi kalau orang luar kencang berkendara di situ longsor di ruas jalan itu, tidak nampak.
H. Damanik mengatakan, sebelum tindakan itu ia lakukan, pihaknya sudah menghubungi Camat Rumbai Barat Fachrudin bahwa pihaknya bermaksud membuat plang di wilayah yang rawan lakalantas tersebut. Dan dijawab laksanakan saja Pak, ucapnya menirukan kata Camat.
Pejabat yang baru bertugas 3 bulan di Lapas Narkotika Kelas II B Rumbai itu pun berharap, pemerintah cepat menangani. Terkait plang yang dipasang pihak Lapas ujar H. Damanik, jika sudah ditangani nanti akan ia cabut.
“Kita bukan mendoakan agar ada longsor di daerah lain. Tadi plang itu kami cor dalam, karena kadang-kadang juga mau terbang,” ujar pejabat pindahan dari Sumatera Utara ini.
Disinggung mengenai pengalamannya menjadi Kalapas di Rumbai, H Damanik mengaku, tidak mampu sebenarnya. Tapi begitu ia bertugas, ternyata para petugasnya bagus-bagus semua.
“Apa yang kita sampaikan selalu ada kerjasama yang baik. Salutlah saya bisa memimpin Lapas sebesar ini, berkat doa teman-teman di sini,” tukasnya.
Sementara ketika disinggung mengenai infrastruktur yang ada di Lapas yang ia pimpin saat ini, H. Damanik mengatakan, memang tidak ada yang puas. Tetapi ini sudah memadai. Saluran air, semua baik. Sudah sesuai apa yang diharapkan negara.
Ia mengatakan, warga binaan Lapas yang ia pimpin diyakini tidak ada orang Rumbai. Mereka rata-rata berasal dari luar kota seperti, Pasir Pangarayan, Tembilahan, Kuansing, Selat Panjang, seluruh Riau. Jumlahnya lebih 300 orang, ujarnya. Makanya di sini ekstra ketat.
Sedangkan untuk konsumsi bagi warga binaan ucap H. Damanik, diserahkan kepada pihak ketiga. (fin)