Potret Internasional

Singapura Larang Simbol Perang Hamas-Israel

4
×

Singapura Larang Simbol Perang Hamas-Israel

Sebarkan artikel ini
Singapura. (Foto: AFP/ROSLAN RAHMAN)

SINGAPURA – Pemerintah Singapura merilis peringatan soal penggunaan atau menampilkan simbol-simbol di depan umum tanpa izin resmi, terkait perang antara Hamas dan Israel di Jalur Gaza. Para pelanggar aturan publik itu terancam hukuman bui atau hukuman denda.

Seperti dilansir Al Arabiya, Selasa (7/11/2023), laporan media terkemuka Singapura, The Straits Times, menyebut bahwa aturan tersebut berlaku untuk semua lambang negara asing, termasuk bendera dan spanduk negara mana pun.

Para wisatawan yang kedapatan mengenakan pakaian yang menampilkan simbol atau lambang negara asing dapat ditolak masuk ke Singapura.

Orang-orang yang dinyatakan bersalah melanggar aturan publik tersebut bisa menghadapi hukuman enam bulan penjara atau hukuman denda sebesar SG$ 500 (Rp 5,7 juta), atau gabungan kedua hukuman tersebut.

Dalam pernyataan yang dirilis oleh Kementerian Dalam Negeri Singapura (MHA), pemerintah menegaskan konflik Hamas-Israel merupakan ‘masalah emosional’ yang bisa mengganggu perdamaian nasional.

“Khususnya, mempromosikan atau mendukung terorisme melalui tampilan pakaian atau perlengkapan yang memuat logo kelompok teroris atau militan, seperti Hamas atau sayap militernya Brigade al-Qassam, tidak akan dibenarkan,” demikian pernyataan Kementerian Dalam Negeri Singapura seperti dilansir antara.

Pihak-pihak yang ingin menyalurkan bantuan untuk orang-orang yang terdampak perang, sebut Kementerian Dalam Negeri Singapura, bisa melakukannya melalui aktivitas penggalangan dana dan pengumpulan donasi yang dilakukan secara resmi.

Parlemen Singapura, pada Senin (6/11/2023) waktu setempat, dengan suara bulat mengutuk kekerasan terhadap warga sipil yang tidak bersalah dalam perang Hamas-Israel yang terus berlangsung. Ditekankan juga bahwa Singapura tidak bisa membiarkan konflik eksternal mengganggu keharmonisan ras dan agama di wilayahnya.

Militer Israel tanpa henti menyerang Jalur Gaza sebagai respons atas serangan mengejutkan Hamas pada 7 Oktober lalu, yang menurut para pejabat Tel Aviv telah menewaskan lebih dari 1.400 orang dan membuat lebih dari 240 orang lainnya disandera.

Laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza menyebut korban tewas akibat gempuran Israel selama sebulan terakhir melampaui 10.000 orang, dengan hampir separuhnya merupakan anak-anak. (win)