MOSKOW – Pemerintah Rusia dilaporkan sedang mencoba untuk membeli kembali beberapa peralatan militer dan senjata yang telah diekspor ke negara-negara seperti Pakistan, Mesir, Belarusia dan Brasil. Ini dilakukan sebagai upaya untuk mengisi kembali persediaan senjata dalam jumlah besar, yang telah habis dalam perang melawan Ukraina.
Media Wall Street Journal (WSJ) melaporkan, seperti dilansir Al Arabiya, Kamis (9/11/2023), para pejabat Rusia yang berkunjung ke Kairo, Mesir pada April lalu, meminta Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi untuk mengembalikan lebih dari seratus mesin helikopter Rusia yang dibutuhkan Moskow untuk melawan Ukraina.
WSJ melaporkan hal tersebut dengan mengutip tiga sumber yang mengetahui insiden tersebut. Sumber-sumber itu mengatakan Sisi setuju dan pengiriman sekitar 150 mesin kemungkinan akan dimulai bulan depan.
“Pembicaraan itu adalah bagian dari upaya Rusia yang lebih besar untuk mencari bantuan dari para pelanggan senjata lamanya, yang selama beberapa dekade telah membeli pesawat, rudal, dan sistem pertahanan udara Rusia, menjadikan Moskow sebagai eksportir senjata terbesar kedua di dunia,” lapor WSJ seperti dilansir detikcom.
Pemerintah Rusia telah mengadakan pembicaraan dengan para pejabat dari Pakistan, Belarusia dan Brasil untuk mencoba mendapatkan kembali mesin untuk helikopter serang Rusia dan helikopter angkut untuk mengisi kembali persediaan yang habis dalam perang melawan Ukraina, menurut seorang mantan perwira intelijen Rusia.
“Rusia menghabiskan waktu puluhan tahun untuk membangun perdagangan senjatanya. Sekarang mereka diam-diam mendatangi para pelanggannya untuk mencoba membeli kembali apa yang mereka jual,” kata sebuah sumber kepada WSJ.
Sumber lain melaporkan bahwa Rusia telah mengorbankan sebagian bisnis ekspor senjatanya untuk upaya perang di Ukraina, ketika mereka mengalihkan senjata yang ditujukan untuk India dan Armenia, ke medan perang di Ukraina. (win)