Potret Internasional

Demi Bunuh Komandan Hamas, Israel Gempur Kamp Pengungsi Gaza

5
×

Demi Bunuh Komandan Hamas, Israel Gempur Kamp Pengungsi Gaza

Sebarkan artikel ini
Kehancuran di kamp pengungsi Jabalia di Gaza yang digempur Israel. (Foto: REUTERS/STRINGER)

GAZA – Angkatan Bersenjata Israel (IDF) mengakui telah menggempur kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza bagian utara. Israel membela keputusannya menargetkan kamp pengungsi itu demi menewaskan seorang komandan Hamas, yang diklaim berperan penting dalam perencanaan dan pelaksanaan serangan 7 Oktober lalu.

Seperti dilansir CNN dan Reuters, Rabu (1/11/2023), sejumlah saksi mata dan para petugas medis di daerah kantong Palestina itu menuturkan serangan Israel terhadap kamp pengungsi Jabalia, merupakan kamp pengungsi terbesar di Jalur Gaza, telah memicu kerusakan besar dan menewaskan banyak orang.

Para pejabat kesehatan Palestina melaporkan sedikitnya 50 warga Palestina tewas akibat serangan di kamp pengungsi Jabalia, dengan sekitar 150 orang lainnya mengalami luka-luka.

Dalam konferensi pers pada Selasa (31/10/2023) malam, juru bicara IDF Letnan Kolonel Jonathan Conricus mengatakan bahwa Israel telah menyerang kamp itu untuk membunuh seorang komandan top Hamas bernama Ibrahim Biari, yang berperan penting dalam serangan 7 Oktober. Conricus mengklaim serangan jet tempur Israel terhadap Jabalia telah menewaskan Biari.

“Dia (Biari, red) sangat penting, bahkan menurut saya, sangat penting dalam perencanaan dan pelaksanaan serangan 7 Oktober terhadap Israel dari bagian timur laut Jalur Gaza,” sebut Conricus dalam pernyataannya.

“Dia secara aktif mengoordinasikan, mengatur, dan memimpin aktivitas tempur melawan IDF ketika dia menjadi sasaran,” ujarnya.

Ditambahkan Conricus bahwa aktivitas Biari dimulai sebelum tahun 2004 ketika dia menjadi ‘dalang utama’ dalam serangan terhadap Ashdod, Israel, yang menyebabkan tewasnya 13 warga Israel.

Dalam pernyataannya, Conricus menyebut ‘puluhan’ kombatan Hamas tewas ketika serangan Israel pada Selasa (31/10/2023) waktu setempat menghancurkan terowongan bawah tanah yang ada di bawah kamp pengungsi Jabalia.

Dia menyebut puluhan kombatan Hamas yang tewas itu berada di dalam kompleks terowongan bawah tanah yang sama dengan Biari saat serangan terjadi.

Lebih lanjut, Conricus menyatakan bahwa IDF masih berupaya mencari tahu jumlah pasti korban tewas dalam serangan itu.

“Dan saya memahami bahwa hal ini juga menjadi alasan mengapa ada banyak laporan soal collateral damage dan korban jiwa non-kombatan. Kami sedang menyelidiki hal tersebut,” ucapnya.

Conricus mengatakan pihaknya sedang berupaya menetapkan jumlah warga sipil yang juga tewas dalam serangan tersebut. Dia menegaskan IDF telah mempertimbangkan semua faktor ketika melancarkan serangan, termasuk soal ‘kemungkinan non-kombatan terkena dampaknya’.

Conricus menambahkan bahwa pihak militer Israel telah memberi tahu warga sipil untuk meninggalkan area tersebut melalui pembagian selebaran, pesan via media sosial dan melalui radio.

Dalam pernyataannya, Conricus mengatakan pihaknya tidak bisa menjelaskan secara detail soal jenis atau jumlah amunisi yang digunakan dalam serangan itu.

“Saya ingin menekankan bahwa serangan itu ditargetkan pada sasaran militer yang memiliki kepentingan militer yang signifikan di medan perang dan agar kita bisa mencapai tujuan militer kita. Oleh karena itu, target itu diserang,” jelasnya seperti dilansir detikcom.

Juru bicara Hamas, Hazem Qassem, membantah ada komandan senior Hamas di kamp pengungsi itu. Dia menyebut klaim Israel itu hanyalah dalih untuk membunuh warga sipil.

Hamas, dalam pernyataannya, menyebut ada 400 orang yang tewas dan luka-luka di kamp pengungsi Jabalia. Kamp ini menampung keluarga pengungsi Palestina yang terdampak perang dengan Israel sejak tahun 1948 silam.

Reuters tidak bisa memverifikasi laporan soal jumlah korban tewas dalam serangan di Jabalia. (win)