PELALAWAN – Antrean kendaraan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kabupaten Pelalawan tampaknya kembali terjadi dalam beberapa hari terakhir.
Kendaraan yang banyak mengantre pada dispenser BBM bersubsidi seperti biosolar dan pertalite.
Namun antrean yang paling mencolok yakni jalur pompa biosolar, karena kebanyakan kendaraan yang besar dan panjang.
Dikutip tribunpekanbaru.com, di beberapa SPBU yang ada di Pangkalan Kerinci, Rabu (8/11/2023), pemandangannya hampir sama.
Di SPBU yang berada di tengah Kota Pangkalan Kerinci kendaraan jenis truk, Fuso, hingga bus pengangkut karyawan mulai mengular di areal SPBU hingga ke Jalan Lintas Timur (Jalintim).
“Memang ada pengurangan dari pertamina, tapi tidak distop. Kalau pasokan kurang, jadi mengantre,” kata seorang petugas SPBU kepada tribunpekanbaru.com, Rabu (8/11/2023).
Demikian juga di SPBU Jalan Koridor RAPP Kilometer 5, kendaraan jenis yang sama mengantre di pompa solar subsidi.
Namun jumlahnya tidak terlalu banyak di banding SPBU lain, hanya saja intensitas kendaraan yang datang lebih banyak dari pada biasanya.
Sama halnya di SPBU Jalintim Kilometer 55 Pangkalan Kerinci. Mobil yang berukuran besar mengantre cukup panjang.
Walau demikian, proses pengisian BBM tetap berjalan dan belum ada kelangkaan. Sehingga pengendara tetap kebagian BBM tanpa harus menunggu berjam-jam.
Kepala Dinas Koperasi Perindustrian Perdagangan dan UMKM Kabupaten Pelalawan, Hanafie M.Si saat dikonfirmasi terkait fenomena BBM bersubsidi ini menyebutkan, antrean di SPBU terjadi karena adanya pengurangan pasukan dari Pertamina.
Hal itu telah dikonfirmasi langsung oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan kepada pihak Pertamina pada pekan lalu.
“Minggu lalu kami rapat dengan head sales Pertamina dan menanyakan terkait BBM subsidi ini. Memang ada pembatasan kuota solar dan pertalite di seluruh Indonesia, termasuk Pelalawan,” tutur Hanafie.
Hanafi menjelaskan, pengurangan kuota BBM subsidi memang sengaja dilakukan untuk mengontrol penggunaan biosolar dan pertalite di masyarakat.
Pertamina melakukan simulasi pembatasan untuk melihat kondisi di lapangan.
Namun apabila terjadi kelangkaan BBM di SPBU, Pertamina sudah menyiapkan solusinya.
Setiap SPBU dikurangi jatahnya antara 20 sampai 30 persen dari pasokan normal selama ini.
“Kalau ada kelangkaan akibat pembatasan ini, Pertamina langsung memasok BBM secara normal kembali. Jadi tak sempat berlarut. Itu sudah disiapkan,” pungkasnya.
Tim dari Diskoperindag Pelalawan akan melakukan pemantauan secara intensif ke lapangan, agar pembatasan kuota BBM subsidi ini tidak berpengaruh besar kepada perekonomian.
Selain itu, memonitor adanya oknum-oknum yang akan mempermainkan dan mencari keuntungan atas kondisi ini.
“Kita juga ada Satgas BBM dalam Tim Pemantau Inflasi Daerah yang sudah dibentuk. Setiap Minggu akan digelar rapat evaluasi,” katanya. (p24)