Potret Internasional

Pakistan Ancam Usir Imigran Afghanistan

3
×

Pakistan Ancam Usir Imigran Afghanistan

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi: Perbatasan antara Pakistan-Afghanistan yang dilalui banyak pengungsi. (Foto: AP/Jafar Khan)

KABUL – Pemerintah Pakistan mengancam akan mengusir paksa lebih dari 1 juta imigran ilegal asal Afghanistan yang kini ada di wilayahnya. Taliban yang kini berkuasa di Afghanistan, memberikan reaksi keras dengan menyebut ancaman yang dilontarkan Islamabad itu tidak bisa diterima.

Seperti dilansir Reuters, Rabu (4/10/2023), pemerintah sementara Pakistan memperkirakan ada sekitar 1,73 juta imigran Afghanistan yang tinggal di Pakistan tanpa status hukum yang jelas.

Islamabad telah menetapkan batas waktu 1 November bagi para imigran ilegal asal Afghanistan itu untuk meninggalkan Pakistan secara sukarela atau menghadapi pengusiran paksa.

“Perilaku Pakistan terhadap para pengungsi Afghanistan tidak bisa diterima,” tegas juru bicara pemerintah Taliban di Kabul, Zabihullah Mujahid, dalam pernyataan via media sosial X, yang sebelumnya disebut sebagai Twitter.

Untuk membantu membenarkan tindakan keras terhadap para imigran ilegal itu, Menteri Dalam Negeri Pakistan Sarfraz Bugti menuduh warga negara Afghanistan telah melakukan 14 dari total 24 serangan bom bunuh diri di wilayah Pakistan sepanjang tahun ini.

Juru bicara Taliban dengan tegas membantah tuduhan tersebut. Mujahid bahkan menyatakan bahwa para imigran Afghanistan tidak bisa disalahkan atas permasalahan keamanan di Pakistan.

“Pihak Pakistan harus mempertimbangkan kembali rencananya. Para pengungsi Afghanistan tidak terlibat dalam masalah keamanan Pakistan. Selama mereka meninggalkan Pakistan secara sukarela, negara tersebut harus mentoleransi mereka,” cetusnya seperti dilansir .

Ultimatum Pakistan terhadap para imigran, yang sebagian besar sudah tinggal di negara itu selama bertahun-tahun, diumumkan usai digelarnya pertemuan para pemimpin sipil dan militer untuk meninjau situasi hukum dan ketertiban menyusul dua ledakan bom bunuh diri pekan lalu yang menewaskan sedikitnya 57 orang.

Bugti menyebut bahwa salah satu pelaku bom bunuh diri merupakan warga negara Afghanistan. Dia juga menuduh badan intelijen India terlibat dalam ledakan itu.

Hubungan antara Taliban yang berkuasa di Afghanistan dan pemerintah Pakistan semakin memburuk secara signifikan, dengan bentrokan perbatasan yang terjadi telah menutup sementara jalur perdagangan utama antara kedua negara yang bertetangga itu sejak bulan lalu.

Islamabad menuduh para militan menggunakan wilayah Afghanistan untuk melatih para petempur dan merencanakan serangan yang dilancarkan di wilayah Pakistan. Taliban membantah tuduhan itu dan menegaskan bahwa masalah keamanan di Pakistan berasal dari dalam negeri.

Pemerintah sementara dibentuk sejak Agustus lalu untuk memandu Pakistan menuju ke pemilu yang diperkirakan akan dilaksanakan dalam beberapa bulan mendatang. Militer negara tersebut juga mampu memberikan pengaruh lebih besar sebagai akibat dari ketidakpastian dan ketidakstabilan di negara itu. (win)