DumaiBengkalisPotret Riau

Masyarakat Pulau Rupat Keluhkan Lamanya Antrean Penyeberangan Pelabuhan

7
×

Masyarakat Pulau Rupat Keluhkan Lamanya Antrean Penyeberangan Pelabuhan

Sebarkan artikel ini
Belakangan banyak keluhan yang dirasakan masyarakat Pulau Rupat terkait lamanya antrean penyeberangan pelabuhan. Terutama dirasakan masyarakat petani sawit yang akan menjual hasil panen sawitnya ke pulau Sumatera. (foto: tribunpekanbaru)

BENGKALIS – Penyeberangan RoRo di Tanjung Kapal Pulau Rupat menjadi akses utama angkutan orang dan barang untuk menghubungkan Pulau ini dengan daratan Sumatera.

Hasil pertanian masyarakat Pulau Rupat bahkan diseberangkan melalui akses penyeberangan ini.

Belakangan banyak keluhan yang dirasakan masyarakat Pulau Rupat terkait lamanya antrean penyeberangan pelabuhan.

Terutama dirasakan masyarakat petani sawit yang akan menjual hasil panen sawitnya ke pulau Sumatera.

Hasil panen mereka selalu di bawa ke daratan Sumatera untuk di jual.

Bukan tanpa alasan harga jual sawit di sana jauh lebih tinggi dibandingkan mereka menjual hasil sawitnya ke perusahaan penampung di Pulau Rupat.

Hal ini diakui M Tohar warga Kecamatan Rupat Bengkalis Riau. Menurut dia, selama ini penyeberangan di Rupat kalau hanya menyeberang kendaraan pribadi dan sepeda motor cukup lancar.

Berbeda jika harus membawa hasil sawit miliknya. Kendaraan mereka harus mengantre cukup lama, bahkan kalau terjadi permasalah di kapal menyebabkan kurang armada mereka harus menghabis waktu berhari hari untuk mengantre di pelabuhan RoRo Rupat.

Menurut dia, supir kendaraan pengangkut sawit miliknya bahkan pernah hampir tiga hari menginapkan kendaraan muatan sawitnya di pelabuhan RoRo Rupat.

“Paling lama pernah tiga hari, itu karena ada armada kapal yang rusak, kita berimbas harus antre lama karena terbatas bisa masuk kapal,” jelasnya.

Hal yang sama diungkap Daud supir colt diesel pengangkut sawit dari Rupat.

Menurut dia, saat ini antrean penyeberangan kendaraan angkutan sawit paling cepat bisa sekitar empat sampai enam jam baru bisa menyeberang

“Bahkan sering kita antre pagi malam baru bisa menyeberang. Banyak waktu terbuang di pelabuhan jadinya,” terang Daud.

Dirilis tribunpekanbaru.com, Daud mengatakan, kondisi ini terjadi karena ada pembatasan kendaraan angkut sawit yang boleh masuk kapal setiap kali penyeberangan.

“Jadi kita dibatasi untuk menyeberang sekarang. Makanya kendaraan sawit lama baru bisa menyeberang,” terang Daud.

Selain itu trip penyeberangan yang berlaku juga terbatas, maksimal hingga pukul 22.00 WIB.

Pihaknya berharap ada perhatian khusus pemerintah sebagai solusi masalah ini.

“Minimal penambahan armada, makin banyak kapal yang melayani penyeberangan jadi kita bisa semakin cepat menyeberang. Serta tambah trip penyeberangannya,” tambahnya.

Sekretaris Dinas Perhubungan (Dishub) Bengkalis Fahrizal membenarkan adanya pembatasan terkait jumlah kendaraan angkutan sawit yang masuk pada setiap kapal yang menyeberang.

Menurut dia, setiap kapal RoRo sudah ada pengaturan muatan kapalnya untuk setiap golongan kendaraan.

“Tujuan pengaturan ini, selain untuk mengakomodir seluruh golongan kendaraan yg antre juga untuk keselamatan pelayaran. Sehingga, setiap golongan kendaraan yg masuk ke kapal sudah ditentukan jumlahnya,” jelas Fahrizal.

Menurut dia, lain halnya, jika jumlah kendaraan selain angkutan barang sawit yang antre tidak banyak. Maka kendaraan barang sawit yang banyak antre tersebut, akan dapat diangkut sesuai dengan daya angkut kapal.

Menurut dia, kondisi lain untuk hasil tandan buah segar (TBS) sawit yang diangkut keluar rupat sudah semakin meningkat pesat jumlahnya. Sehingga menimbulkan antrean kendaraan barang yang banyak.

“Sementara jumlah trip kapal roro yg belum bertambah seiring dengan load factor yang semakin meningkat. Solusi yang bisa dilakukan, diantaranya penambahan trip dan atau penambahan armada, demikian juga dermaga,” jelasnya.

Namun menurut Sekretaris Dishub Bengkalis, kewenangan lintasan ini ada di Pemprov Riau. Sehingga perlu dikoordinasikan lebih lanjut dengan Dishub provinsi Riau dan BPTD Kelas II Riau.

“Saat ini armada yang melayani penyeberangan Dumai Rupat ada tiga kapal. Diantaranya KMP Muria, KMP Kakap dan KMP Swarna Bengawan,” tandasnya. (p24)