PelelawanPotret Hukrim

Karyawan Kontraktor di Pelalawan Tewas Tenggelam

4
×

Karyawan Kontraktor di Pelalawan Tewas Tenggelam

Sebarkan artikel ini
Aparat dari Polsek Teluk Meranti dan Polres Pelalawan melakukan olah TKP atas kasus pekerja ditemukan tewas tenggelam di sebuah kanal yang berada di area Konsesi PT Peranap Timber Distrik Serapung, Desa Pulau Muda Kecamatan Teluk Meranti. (foto: tribunpekanbaru)

PELALAWAN – Seorang pekerja ditemukan tewas tenggelam di sebuah kanal yang berada di area Konsesi PT Peranap Timber Distrik Serapung, Desa Pulau Muda Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan pada Jumat (27/10/2023) pekan lalu.

Korban bernama Ardianta Frans Winata Sinaga (22) warga asal Medan, Sumatera Utara (Sumut).

Pria itu merupakan pekerja harian dari PT Gabriel Sumber Rezeki yang merupakan subkontraktor dari PT Pranap Timber Distrik Serapung.

Korban Ardianta ditemukan meninggal dunia di dalam parit di areal konsesi perusahaan sekitar pukul 13.00 WIB.

Ia diduga tenggelam di dalam kanal. Meski sempat ditolong oleh rekan kerjanya, namun nyawa lelaki itu tak bisa diselamatkan lagi.

“Tim dari Polsek Teluk Meranti dan dibantu Satreskrim Polres Pelalawan melakukan oleh TKP ke lokasi Senin kemarin. Setelah mendapat laporan korban tewas tenggelam di parit PT Peranap Timber Distrik Serapung,” tutur Kapolres Pelalawan AKBP Suwinto SIK melalui Kasi Humas AKP Edy Harianto kutip tribunpekanbaru.com , Selasa (31/10/2023).

Berdasarkan keterangan dari rekan-rekan kerja korban dan hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), pada hari kejadian korban Ardianta sedang beristirahat bersama 25 orang pekerja lainnya di Blok G100 areal konsesi PT Peranap Timber.

Mereka berteduh di bawah tenda naungan yang terbuka sambil makan siang. Kebetulan saat itu hujan lebat mengguyur lokasi kerja.

Korban terlihat sangat riang dan tertawa sambil bercerita dengan temannya Tomi Waruwu di bawah tenda naungan.

Tenda terbuka itu berjarak sekitar 10 meter dari kanal perusahaan yang berisi air gambut berwarna cokelat pekat.

Setelah hujan reda dan mereka selesai makan siang, tiba-tiba saja korban Ardianta keluar tenda dan berlari ke arah parit dan langsung melompat, layaknya orang yang ingin berenang.

“Informasinya, korban sudah biasa melakukan hal itu setelah makan siang. Jadi mungkin rekan kerjanya melihat biasa saja,” tambah Edy Harianto.

Saat melompat ke parit, posisi kedua kaki korban lebih dulu masuk ke dalam kanal. Sekitar 3 menit korban melompat ternyata tidak kunjung muncul ke permukaan. Ditunggu beberapa saat lagi, pria itu tak juga keluar dari dalam parit.

Mulai curiga dan kuatir dengan keselamatan korban, kemudian empat orang teman kerja korban masuk ke dalam parit untuk menyelamatkannya.

Setelah dicari di sekitar lokasi korban melompat, akhirnya pria itu ditemukan dengan menarik tangannya. Tubuh korban diangkat ke darat dalam kondisi tidak sadarkan diri.

Rekan-rekan korban sempat memberikan upaya pertolongan dengan cara mengangkat kedua kaki korban dan menekan-nekan perutnya.

Dengan harapan air kanal yang masuk ke tubuh korban bisa keluar dan kembali sadar. Karena tak membuahkan hasil, mereka membawa korban ke dalam tenda.

Ketika diperiksa denyut nadi di tangannya tak ada lagi, korban diduga telah meninggal dunia. Jenazah korban di bawa ke klinik perusahaan menggunakan speedboat sekitar jam 14.00 wib.

Pada pukul 18.00 wib, dokter klinik menyatakan korban sudah tidak bernyawa lagi.

Selanjutnya mayat korban dibawa ke RSUD Selasih Pangkalan Kerinci dan dilakukan pemeriksaan luar oleh dokter RSUD.

Jenazah korban akhirnya di bawa ke kampung halamannya di Kota Medan untuk diserahkan ke pihak keluarga.

“Di TKP tak ditemukan benda-benda yang diduga digunakan untuk melakukan penganiayaan. Kedalaman kanal diperkirakan sekitar 175 centimeter,” ujar Edy Harianto. (p24)