GAZA CITY – Militer Israel mengumumkan batas waktu selama enam jam bagi warga Palestina yang ada di wilayah Jalur Gaza bagian utara untuk segera mengungsi ke wilayah selatan pada Sabtu (14/10/2023) waktu setempat. Warga Gaza diimbau untuk tidak menunda evakuasi menjelang kemungkinan serangan darat oleh Israel.
Seperti dilansir AFP dan CNN, Sabtu (14/10/2023), puluhan ribu orang dilaporkan meninggalkan rumah-rumah mereka menyusul perintah evakuasi yang dirilis oleh militer Israel. Perintah evakuasi itu dikecam oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan Arab Saudi menyebutnya sebagai ‘pengusiran paksa’ warga Palestina.
Kantor Kepala Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) memperingatkan bahwa perintah evakuasi dan potensi serangan darat oleh Israel bisa membawa ‘konsekuensi kemanusiaan yang sangat besar’.
Namun Israel bersikeras menyerukan agar warga Palestina yang ada di wilayah utara Jalur Gaza untuk segera mengungsi ke wilayah selatan. Dilaporkan terdapat lebih dari 1 juta orang yang tinggal di wilayah utara Jalur Gaza, yang mencakup Gaza City, kota terpadat di daerah kantong Palestina itu.
Angkatan Bersenjata Israel (IDF), pada Sabtu (14/10/2023), mengumumkan mereka akan mengizinkan orang-orang berpindah ke wilayah selatan Jalur Gaza ‘demi keselamatan mereka sendiri’ di rute jalan-jalan tertentu pada ‘jendela waktu’ mulai pukul 10.00 pagi hingga pukul 16.00 sore waktu setempat.
Pengumuman itu disampaikan dalam bahasa Arab oleh juru bicara IDF Avishay Adraee via media sosial X.
IDF juga mengklaim bahwa para pemimpin Hamas telah mengambil tindakan untuk melindungi diri mereka dari serangan di wilayah tersebut.
Dalam pernyataan terpisah, juru bicara militer Israel Richard Hecht menyatakan bahwa Israel telah menetapkan dua rute aman untuk lebih dari 1 juta penduduk Gaza bagian utara untuk mengungsi ke wilayah selatan.
Dia menyebutkan bahwa rute jalanan yang aman itu mencakup ruas jalanan sepanjang pantai Gaza dan ruas jalanan melintasi pusat wilayah Gaza, yang panjangnya mencapai 40 kilometer.
Saat pengumuman Israel ini disampaikan, ribuan warga Jalur Gaza dilaporkan memenuhi jalanan dengan menggunakan bus, mobil, dan kereta yang ditarik keledai untuk mengungsi dari zona utara lokasi sebagian besar serangan udara Israel terjadi ke zona selatan pada Sabtu (14/10/2023) waktu setempat.
Tanpa menyebut berapa lama ‘jendela waktu’ untuk warga Gaza itu diberlakukan, Hecht mengatakan kepada wartawan: “Kami mengetahui bahwa ini akan memakan waktu, tetapi kami menyarankan masyarakat untuk tidak menunda.”
Sehari sebelumnya, atau pada Jumat (13/10/2023), IDF mengerahkan tentara dan peralatan militer ke dekat perbatasan Jalur Gaza. Serangan udara terhadap Jalur Gaza juga terus berlanjut untuk membalas serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober lalu.
Sebelum peringatan Israel dirilis, lebih dari 400.000 warga Palestina yang ada di Jalur Gaza terpaksa mengungsi akibat serangan udara Israel.
Seperti dilansir detikcom, laporan terbaru Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza menyebut sedikitnya 2.215 orang, termasuk 724 anak-anak, tewas akibat serangan udara Israel. Sekitar 8.714 orang lainnya dilaporkan mengalami luka-luka akibat gempuran selama tujuh hari terakhir.
Sementara itu, otoritas Israel melaporkan lebih dari 1.300 orang tewas akibat serangan Hamas yang mendorong Israel menggempur Jalur Gaza.
Israel menghadapi seruan dari PBB dan Uni Eropa untuk menunda serangan menyeluruh untuk memberikan waktu yang cukup bagi warga sipil Gaza mengungsi ke tempat yang aman. (win)