GAZA CITY – Serangan udara Israel terhadap Jalur Gaza selama sepekan terakhir dilaporkan telah menewaskan sedikitnya 11 jurnalis Palestina. Gempuran Israel terus berlanjut setelah sempat dihentikan sementara pada Senin (16/10/2023) waktu setempat.
Seperti dilansir Al Arabiya News, Senin (16/10/2023), informasi tersebut disampaikan oleh Sindikat Jurnalis Palestina dalam pernyataan yang dirilis pada Senin (16/10/2023) waktu setempat. Tidak dijelaskan lebih lanjut soal identitas dan asal media para jurnalis yang tewas akibat serangan udara Israel itu.
Militer Israel menggempur Jalur Gaza sejak Sabtu (7/10/2023) lalu, untuk membalas serangan mematikan Hamas terhadap negara Yahudi itu. Serangan Hamas dilaporkan menewaskan lebih dari 1.400 orang di Israel, yang sebagian besar warga sipil dan banyak di antaranya merupakan warga negara asing (WNA).
Sementara gempuran Israel terhadap Jalur Gaza selama lebih dari sepekan terakhir, menurut Kementerian Kesehatan Palestina, telah menewaskan sedikitnya 2.750 orang, dengan lebih dari 700 orang di antaranya merupakan anak-anak. Sekitar 9.700 orang lainnya mengalami luka-luka.
Laporan koresponden Al Arabiya menyebut Israel melanjutkan serangan udara terhadap Jalur Gaza, setelah sempat menghentikan sementara gempurannya pada Senin (16/10/2023) waktu setempat saat beberapa sumber menyebut perlintasan perbatasan Rafa, yang menghubungkan Gaza dan Israel, dibuka kembali.
Namun seperti dilansir detikcom, Israel membantah bahwa perlintasan perbatasan itu dibuka kembali dan menepis laporan soal gencatan senjata dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Mesir, yang mengizinkan pengiriman bantuan kemanusiaan dan evakuasi warga negara asing (WNA) dari Jalur Gaza yang dikepung oleh Israel.
Sumber-sumber keamanan di Mesir sebelumnya menyebut kesepakatan gencatan senjata akan diberlakukan. (win)