PekanbaruPotret Lingkungan

BPBD Pelalawan Sebut 248 Ha Lahan Terbakar Sejak Januari

6
×

BPBD Pelalawan Sebut 248 Ha Lahan Terbakar Sejak Januari

Sebarkan artikel ini
Tim gabungan dari berbagai instansi melakukan pemadaman api Karhutla yang muncul di Kecamatan Teluk Meranti Kabupaten Pelalawan beberapa waktu lalu. (foto: tribunpekanbaru)

PELALAWAN – Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Kabupaten Pelalawan tampaknya mulai menurun seiring dengan meningkatnya curah hujan dalam satu pekan ini.

Tercatat empat hari terakhir titik panas atau hotspot dan titik api atau firespot di Kabupaten Pelalawan nihil.

Tak ada Karhutla yang terdeteksi di wilayah Pelalawan baik melalui satelit maupun di luar satelit.

Bahkan titik asap yang kerap muncul di areal Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) Desa Lubuk Kembang Bunga Kecamatan Ukui juga tak ada terpantau.

“Sampai hari ini kita masih aman. Curah hujan masih cukup tinggi dan hampir setiap hari turun,” beber Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan, Zulfan M.Si kutip tribunpekanbaru.com, Rabu (25/10/2023).

Zulfan menerangkan, hujan yang rutin turun setiap hari dan merata diprediksi kuat sebagai hasil Tehnik Modifikasi Cuaca (TMC).

Satgas udara Provinsi Riau menggelar program TMC sejak satu pekan yang lalu dan berlangsung selama 12 hari.

Garam atau NaCl disemai di langit Riau, termasuk Pelalawan untuk mematangkan awan yang memiliki potensi hujan.

Sehingga tenggat waktu turunnya hujan lebih lama, khususnya di daerah-daerah yang kerap muncul Karhutla.

Ia merincikan, kasus Karhutla di Pelalawan telah terdeteksi sejak awal tahun lalu dan telah menghanguskan ratusan hektar lahan, baik kebun masyarakat maupun semak belukar.

Berdasarkan data milik BPBD total lahan yang gosong sejak Bulan Januari hingga Oktober ini mencapai 248,33 hektare.

Luasan lahan yang telah dilalap api itu tersebar di 9 dari 12 kecamatan yang ada di Pelalawan.

“Kecamatan yang belum ada kasus Karhutla ada tiga yakni Pangkalan Lesung, Bandar Seikijang, dan Bandar Petalangan,” papar Zulfan.

Ia menjelaskan, kecamatan paling luas terbakar yakni Teluk Meranti mencapai 135,58 hektare.

Disusul Langgam seluas 62,7 hektare, Kuala Kampar 15,3 hektare, Ukui ada 11 hektare yang hangus, Pangkalan Kuras capai 8 hektare.

Selanjutnya, Kecamatan Kerumutan ada 6 hektare, Pangakalan Kerinci 4,75 hektare, Bunut 3,5 hektare, dan Pelalawan 1,5 hektare.

Lahan yang dilalap api sebagian besar merupakan jenis tanah gambut dan sisanya tanah mineral.

“Kita berharap tahun ini tidak bertambah lagi lahan yang terbakar. Karena musim kemarau akan berakhir dan dilanjutkan musim hujan mulai awal November,” pungkasnya. (p24)