KINGSTON – Lebih dari 60 anak Sekolah Dasar (SD) di Jamaika harus menjalani perawatan di rumah sakit setelah mengonsumsi permen ganja berwarna pelangi. Bocah-bocah SD itu muntah-muntah dan berhalusinasi setelah memakan permen ganja yang sumbernya tidak jelas itu.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (4/10/2023), informasi itu diungkapkan oleh Menteri Pendidikan Jamaika Fayval Williams saat menghadiri pertemuan dengan para orang tua murid dan pemangku kepentingan pada SD Ocho Rios.
“Saya merasa percaya diri bahwa bersama-sama kita akan memperkuat sistem keselamatan dan keamanan untuk memerangi penjualan produk-produk yang mengandung ganja kepada anak-anak,” ujar Williams dalam pernyataannya.
Dia menyebut situasi ini ‘sangat disayangkan’. Tidak disebutkan lebih lanjut soal dari mana anak-anak SD itu mendapatkan permen ganja tersebut dan siapa yang memproduksinya.
Pada Senin (2/10/2023) malam, Williams membagikan sebuah gambar yang dilaporkan kepada kementeriannya, yang menunjukkan paket warna-warni berisi permen jenis sour belt, permen berbentuk pipih dan memanjang.
Disebutkan bahwa masing-masing permen itu berisi 100 miligram THC yang dianggap sebagai dosis kuat untuk orang dewasa yang sudah berpengalaman. THC merupakan kependekan dari tetrahidrokanabinol, yang merupakan senyawa psikoaktif yang ditemukan dalam tanaman ganja.
“Seorang anak laki-laki mengatakan dirinya hanya memakan satu permen,” ucap Williams, sembari menambahkan bahwa beberapa anak telah diberi infus untuk mempercepat pemulihan mereka.
“Itulah berapa ampuhnya produk ini,” sebutnya seperti dilansir detikcom.
Jamaika mendekriminalisasi kepemilikan ganja hingga seberat 2 ons atau setara 57 grams untuk tujuan keagamaan, pengobatan, dan ilmiah sejak tahun 2015 lalu, dan mendirikan badan perizinan untuk industri ganja medis legal di negara tersebut.
Media lokal Radio Jamaica melaporkan bahwa Asosiasi Petani dan Produsen Ganja Jamaika menyarankan adanya program pendidikan publik mengenai konsumsi yang bertanggung jawab oleh orang dewasa dan mencegah konsumsi oleh anak-anak.
Asosiasi itu juga mendorong lebih banyak peraturan soal pengemasan produk ganja. (win)