PEKANBARU – Tudingan penyimpangan dalam pendistribusian dana penanganan stunting di Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Riau, cukup beralasan. Buktinya salah satu Posyandu di kecamatan Rumbai kota Pekanbaru hanya bisa memberikan biskuit dan kacang hijau setiap kali imunisasi.
“Kalau anak balita datang ke Posyandu memang kami sudah punya daftar gizi dalam setahun. Kalau dana kami ada kami laksanakan. Kalau tidak hanya biskuit dan kacang hijau,” ujar Sekretaris Posyandu RW 08 Kelurahan Palas Kecamatan Rumbai, Aslina, Sabtu (9/9/23).
Aslina mengatakan, kondisi itu terjadi sejak Januari 2023 hingga sekarang. Soal dana stunting ia mengaku belum pernah sampai ke pihaknya.
“Dana stunting tidak pernah sampai kesini, gitu. Tapi alhamdulillah kita tak ada yang stunting. Tapi yang mendekati ada. Kita hanya bisa menghimbau ke ibunya, tolong perhatikan gizinya,” ungkap Aslina.
Saat ditanya apakah Posyandu yang ia pimpin itu ada mengasih susu atau telor kepada balita setiap kali imunisasi, Aslina mengaku tidak ada.
“Ndak ada kita kasih. Karena Posyandu kita tidak ada dana untuk itu. Iya alhamdulilah kader kadang dapat suntikan setahun itu sekali 2 bulan kadang 3 bulan,” tandasnya.
Aslina mengatakan, sejauh ini Posyandu yang ia pimpin ada 63 orang balita. Adapun tujuan kedatangan mereka ke Posyandu yaitu untuk mendapatkan imunisasi dan mengechek pertumbuhan anak.
Sekedar diketahui, Sekdaprov Riau SF Hariyanto menuding soal dugaan penyimpangan dalam pendistribusian dana penanganan stunting di Dinkes Riau. Ia menyebut dugaan penyimpangan itu telah dimonitor aparat penegak hukum.
Menurutnya ada 8 kabupaten/kota yang mendapat dana stunting. Dua diantaranya melaporkan tidak mendapatkan dana tersebut.
Tak berselang lama Kejaksaan Tinggi(Kejati) Riau bidang Intelijen mengumpulkan data dan keterangan (Puldata) dari pihak-pihak terkait.
“Masih proses Puldata dan Pengumpulan bahan dan keterangan (Pulbaket)di bidang Intelijen,” ujar Kasipenkum dan Humas Kejati Riau, Bambang Heripurwanto, Senin (4/9/23). (fin)