Potret Internasional

Macron akan Tarik Dubes dan Pasukan Prancis dari Niger

5
×

Macron akan Tarik Dubes dan Pasukan Prancis dari Niger

Sebarkan artikel ini
Presiden Prancis Emmanuel Macron. (Foto: Ludovic Marin/Pool via REUTERS)

NIGER – Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan bahwa Prancis akan menarik duta besarnya dari Niger, diikuti oleh penarikan pasukan militer Prancis dalam beberapa bulan mendatang. Hal ini disambut baik oleh para pemimpin militer Niger sebagai “langkah menuju kedaulatan”.

Pengumuman Macron ini muncul dua bulan setelah kudeta di negara Afrika barat tersebut yang menggulingkan presiden pro-Prancis.

“Prancis telah memutuskan untuk menarik duta besarnya. Dalam beberapa jam ke depan duta besar kami dan beberapa diplomat akan kembali ke Prancis,” kata Macron kepada televisi Prancis dalam sebuah wawancara, tanpa memberikan rincian mengenai bagaimana hal ini akan dilakukan, dikutip kantor berita AFP, Senin (25/9/2023).

Macron menambahkan bahwa kerja sama militer telah “berakhir” dan pasukan Prancis akan ditarik dalam “bulan-bulan dan minggu-minggu mendatang” dan penarikan penuh “pada akhir tahun ini”.

Junta militer Niger merespons dengan cepat melalui pernyataan yang dibacakan di televisi nasional.

“Minggu ini, kami merayakan langkah baru menuju kedaulatan Niger,” demikian pernyataan junta militer Niger yang merebut kekuasaan dengan menggulingkan Presiden Mohamed Bazoum pada 26 Juli lalu.

“Ini adalah momen bersejarah, yang menunjukkan tekad dan kemauan rakyat Niger,” imbuh pernyataan tersebut seperti dilansir detikcom.

Sebelumnya pada Minggu, Badan Keamanan Navigasi Udara di Afrika dan Madagaskar (ASECNA) mengatakan di situsnya bahwa junta militer Niger telah melarang “pesawat Prancis” terbang di atas wilayah udara negara tersebut.

Tidak jelas apakah hal ini akan mempengaruhi pemberangkatan duta besar tersebut.

Dalam komentarnya, Macron mengatakan bahwa “dalam beberapa minggu dan bulan mendatang, kami akan berkonsultasi dengan para pemberontak, karena kami ingin hal ini dilakukan secara damai”.

Prancis menempatkan sekitar 1.500 tentara di Niger sebagai bagian dari penempatan pasukan anti-jihadis di wilayah Sahel. Macron mengatakan pemerintah pasca kudeta “tidak lagi ingin berperang melawan terorisme”.

Sebelumnya, junta militer Niger telah meminta duta besar Perancis Sylvain Itte untuk meninggalkan negara itu setelah mereka menggulingkan Bazoum. (win)