TEHERAN – Iran memamerkan peralatan militernya dalam parade militer di jalanan Teheran, ibu kota Iran, dalam rangka peringatan perang tahun 1980-an dengan Irak. Peralatan yang dipamerkan mencakup ‘drone dengan jangkauan terjauh di dunia’ bersama rudal-rudal balistik dan hipersonik.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (22/9/2023), laporan media pemerintah Iran menyebut drone itu ‘diungkapkan’ dalam parade di Teheran pada Jumat (22/9/2023) waktu setempat, yang disiarkan secara langsung oleh televisi setempat. Beberapa drone Iran yang dipamerkan dalam parade itu disebut bernama Mohajer, Shahed, dan Arash.
Republik Islam Iran mengatakan, bulan lalu, bahwa mereka telah merakit drone canggih bernama Mohajer-10 yang diklaim memiliki jangkauan dan durasi penerbangan yang ditingkatkan, serta mampu membawa muatan yang lebih besar.
Drone jenis tersebut, menurut media pemerintah Iran pada saat itu, memiliki jangkauan operasional hingga 2.000 kilometer dan bisa mengudara hingga maksimum 24 jam. Muatan yang bisa dibawa oleh drone itu disebut mampu mencapai 300 kilogram, atau dua kali lipat dibandingkan kapasitas drone Mohajer-6.
Amerika Serikat (AS) menuduh Iran memasok drone Mohajer-6, di antara kendaraan udara tak berawak (UAV) lainnya, ke Rusia untuk digunakan dalam perang melawan Ukraina.
Pada Selasa (19/9/2023) waktu setempat, Washington memperluas sanksi terkait Iran, dengan alasan ‘proliferasi UAV yang disengaja dan berkelanjutan’ yang dilakukan Teheran telah memampukan Rusia, proxy-nya di Timur Tengah, dan aktor-aktor destabilisasi lainnya’.
Iran membantah telah memasok drone ke Rusia untuk digunakan dalam konflik di Ukraina.
“Pasukan kita menjamin keamanan di kawasan dan Teluk Persia. Kita bisa mengajarkan masyarakat di kawasan ini bahwa perlawanan adalah cara yang dilakukan saat ini. Apa yang memaksa musuh untuk mundur bukanlah ketundukan dan keraguan, tapi perlawanan,” sebut Presiden Iran Ebrahim Raisi dalam parade itu seperti dilansir detikcom.
Sebuah video yang dirilis bulan lalu oleh media Iran menunjukkan drone Mohajer-6 di antara perangkat keras militer lainnya, dengan teks berbunyi ‘siapkan tempat perlindungan Anda’ tertulis dalam bahasa Persia dan Ibrani, yang bersinggungan dengan Israel sebagai musuh regional Iran.
Rentetan sanksi terbaru yang dijatuhkan AS untuk Iran itu menargetkan banyak orang dan entitas di Iran, Rusia, China dan Turki atas pengembangan drone dan pesawat militer Teheran.
Perang antara Iran dan Irak pecah pada 22 September 1980 silam, ketika pasukan Presiden Irak saat itu Saddam Hussein menyerbu wilayah Iran. Perang itu berdampak buruk secara ekonomi dan menewaskan sedikitnya setengah juta orang, hingga berakhir dengan jalan buntu pada Agustus 1988. (win)