Potret Internasional

Diplomatik China di Jepang Diteror Panggilan Telepon

5
×

Diplomatik China di Jepang Diteror Panggilan Telepon

Sebarkan artikel ini
Juru bicara Kemenlu China Mao Ning. (Foto: dok. AP Photo/Liu Zheng)

BEIJING – Otoritas China mengungkapkan bahwa misi diplomatik mereka yang ada di Jepang beberapa waktu terakhir menerima panggilan telepon melecehkan dari nomor-nomor yang terdaftar di Jepang. Panggilan telepon semacam itu disebut mengganggu operasional misi diplomatik Beijing.

Hal tersebut diungkapkan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, dalam konferensi pers yang digelar di Beijing pada Kamis (21/9/2023) waktu setempat, seperti dikutip dari situs resmi Kementerian Luar Negeri China, Jumat (22/9/2023).

“Sejauh yang saya ketahui, Kedutaan Besar dan Konsulat China di Jepang baru-baru ini menerima rentetan panggilan telepon yang melecehkan dari nomor-nomor dari dalam wilayah Jepang, yang secara serius mengganggu operasional normal misi kami,” ucap Mao seperti dilansir detikcom.

Jawaban itu disampaikan Mao saat menjawab pernyataan yang diajukan oleh kantor berita Kyodo News soal Kedubes Jepang di China yang dilaporkan menerima sekitar 400.000 panggilan telepon yang bernada melecehkan yang diyakini dari China. Beberapa panggilan telepon bahkan disebut memuat konten ancaman.

“China berkomitmen untuk melindungi keselamatan dan hak serta kepentingan yang sah dari misi diplomatik dan konsuler asing, serta warga negara asing di China sesuai dengan hukum,” tegas Mao dalam pernyataannya.

Lebih lanjut, dia menyerukan otoritas Jepang untuk memastikan keselamatan misi diplomatik China, juga institusi dan perusahaan Beijing, di wilayahnya. Seruan serupa juga berlaku untuk setiap warga negara China yang ada di Jepang.

“Kami menyerukan Jepang untuk memastikan keamanan Kedutaan Besar dan Konsulat China, serta institusi, perusahaan dan warga negara China, termasuk turis, yang ada di Jepang,” tegas Mao.

Dia juga meminta otoritas Tokyo memberikan pemahaman agar persepsi publik terhadap Beijing tidak keliru.

“Jepang perlu mengarahkan persepsi publik dengan cara yang benar, berhenti membesar-besarkan masalah ini atau mencoba mengalihkan fokus publik dari kesalahan yang mereka lakukan terhadap pembuangan ke lautan,” cetus Mao dalam pernyataannya.

Hubungan China dan Jepang memburuk setelah Tokyo memutuskan membuang lebih dari satu miliar liter air limbah olahan PLTN Fukushima ke Samudra Pasifik sejak bulan lalu. Air limbah itu telah dikumpulkan di sekitar 1.000 tangki baja yang ada di area tersebut.

PLTN Fukushima diketahui mengalami kerusakan sejak tsunami menerjang pada 11 Maret 2011, hingga memicu bencana nuklir terburuk di dunia sejak Chernobyl.

Operator PLTN Fukushima, TEPCO, menyatakan air limbah olahan itu aman, dengan pengawas nuklir PBB Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mendukung pandangan tersebut. Namun China yang merasa keberatan dengan keputusan itu menuduh Jepang memperlakukan lautan seperti ‘saluran pembuangan’. (win)