PEKANBARU – Para camat dan lurah di Kota Pekanbaru diminta untuk mengawasi wilayah masing-masing dalam antisipasi ancaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Saat ini kondisi cuaca panas berpotensi terjadinya karhutla di lahan kosong yang ada di Pekanbaru.
Apalagi Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru telah menetapkan status siaga Karhutla hingga akhir Oktober 2023 mendatang. Karhutla menjadi ancaman serius ditengah kondisi cuaca panas saat ini.
Penjabat (Pj) Walikota Pekanbaru Muflihun mengatakan, pihaknya mewanti-wanti terjadinya karhutla. Ia mengingatkan seluruh camat agar mengawasi wilayahnya. Para camat diminta berkoordinasi dengan lurah serta RT dan RW agar mengantisipasi munculnya kebakaran lahan.
“Kami imbau agar diawasi kampung kita ini, karena cuaca panas, apalagi sudah banyak kebakaran lahan terjadi beberapa hari ini,” kata Muflihun, Senin (7/8).
Menurutnya, ada kasus karhutla yang terjadi di sejumlah wilayah pinggiran kota. BPBD Kota Pekanbaru mencatat sudah terdapat sebanyak 31,25 hektar lahan yang terbakar dari Januari hingga akhir Juli 2023.
Ia khawatir kebakaran lahan meluas karena sudah terjadi di sejumlah kecamatan. Meski begitu, ia bersyukur banyak dari kebakaran lahan sudah bisa teratasi.
“Kalau bisa dipadamkan apinya syukurlah, kalau tidak, kebakaran lahan malah meluas kemana – mana,” ungkapnya.
Ia mengimbau masyarakat untuk menjaga lahannya agar tidak terbakar. Jangan melakukan hal yang memicu kebakaran lahan, dan jangan buka lahan dengan cara membakar.
Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru, juga telah meminta warga mewaspadai penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut atau ISPA ditengah kondisi saat ini.
Kepala Diskes Kota Pekanbaru Zaini Rizaldy Saragih mengatakan, asap dari kebakaran lahan akan berpengaruh terhadap kesehatan. Akan banyak warga yang nantinya terpapar ISPA.
“Saat ini memang belum terlihat pengaruh kebakaran lahan terhadap kenaikan kasus ISPA. Namun kasus bisa bertambah signifikan apabila kebakaran lahan masih terus terjadi,” ujar Zaini, Senin (7/8).
Dari data Diskes Pekanbaru, sepanjang 2023 ini sudah tercatat sebanyak 2.296 warga yang terpapar ISPA. Untuk penderita sendiri didominasi usia 9 hingga di bawah 60 tahun mencapai 1.597 kasus.
“Kondisinya (kasus ISPA) sempat naik pada Maret silam. Kita berharap nantinya ada tren penurunan,” pungkasnya. (ades)