JAKARTA – Bandung pernah dijululi Gotham City, yakni kota fiksi yang muncul dalam cerita Batman pada akhir 2022. Sebab, kala itu di Bandung marak aksi kriminal jalanan.
Untuk menghilangkan julukan itu, solusi Pemkot Bandung adalah program Bandung Smart City.
Adapun caranya, yaitu dengan mengalokasikan anggaran untuk pengadaan smart CCTV yang diklaim bisa mendeteksi hingga wajah seseorang bila ia nekat melakukan aksi kriminal jalanan.
Namun, solusi itu ternyata dimanfaatkan oleh Wali Kota Bandung Yana Mulyana, Kadishub Dadang Darmawan, hingga Sekdishub Khairul Rijal.
“Tahun 2022, Bandung diviralkan sebagai Gotham City. Angka kriminal saat itu meningkat, kemudian juga terjadi bom Astanaanyar di tahun yang sama,” kata Sekdishub Khairul Rijal saat bersaksi di Pengadilan Tipikor Bandung, dilansir detik.com, Selasa (8/8/2023).
“Akhirnya banyak yang datang untuk meminta pembaharuan perangkat CCTV yang fungsinya untuk memantau kejadian-kejadian di jalanan. Karena CCTV lama terbatas, akhirnya kami (Dishub Kota Bandung) mengajukan anggaran untuk CCTV tersebut,” imbuhnya.
Tadinya, proyek untuk program Bandung Smart City dikoordinir oleh Diskominfo Kota Bandung. Namun karena banyaknya desakan itu, anggarannya kemudian dialihkan ke Dishub.
Kemudian pada APBD Perubahan 2022, anggaran yang diajukan Dishub untuk pengadaan CCTV disetujui. Dishub mendapat total anggaran senilai Rp 47-Rp48 miliar. Khusus untuk pengadaan CCTV, dianggarkan Rp 5 miliar.
Tapi di balik pengalihan anggaran itu, Rijal mengakui ada ‘antensi’ sebesar Rp 200 juta yang harus diberikan kepada sejumlah anggota DPRD Kota Bandung.
Atensi tersebut menurutnya sebagai jasa para anggota dewan setelah mengalihkan anggaran itu ke Dinas Perhubungan.
Selain uang CCTV dipakai untuk ‘atensi’ anggota DPRD Bandung, Rijal menyebut Yana Mulyana juga turut menikmati uang itu. Yana membeli sejumlah barang mewah memakai anggaran CCTV itu. (dtc)