JAKARTA – Pemerhati ketenagakerjaan dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang juga pembina Pengurus Daerah FSP Kerah Biru-SPSI, Marta Uli Emmelia, mendorong semua jajaran Pengurus Daerah FSP Kerah Biru seluruh Indonesia seperti Jawa Barat untuk dapat bersaing di dunia pasar tenaga kerja.
Menurut Marta bahwa kekuatan terbesar dari suatu organisasi adalah kesatuan dan keserasian, di mana semua anggota bersatu dan bekerja sama dalam mencapai tujuan untuk bersaing sehat. Setiap pengurus harus mampu memotivasi diri masing-masing demi mewujudkan perubahan positif bagi anggota atau tenaga kerja Indonesia. Yang utama adalah semangat, berjuang demi kesejahteraan bersama. Tanpa semangat dan perjuangan tidak akan menghasil apa-apa.
“Besar harapan saya kepada seluruh pengurus daerah FSP Kerah Biru agar menciptakan tenaga pekerja yang handal dan memiliki keahlian sehingga mampu bersaing dengan tenaga kerja asing. Pasalnya, menurut data Kementerian Ketenagakerjaan tercatat jumlah Tenaga Kerja Asing (TKA) di Indonesia mencapai 111.818 orang per Januari 2023. Penyebaran TKA ini mulai dari Aceh, Jawa Barat, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua,” kata Marta usai menghadiri acara konsolidasi Pengurus Daerah FSP Kerah Biru Jawa Barat di Bandung, Minggu (30/07/2023).
Pemerhati ekonomi Indonesia ini menambahkan, bahwa dalam era kemajuan teknologi yang sangat pesat saat ini, pengurus FSP Kerah Biru harus mampu menyesuaikan diri dan mengikuti perkembangan teknologi agar tidak ketinggalan informasi. Dengan demikian mampu bersaing sebagaimana harapan dan cita-cita sesuai visi dan misi organisasi.
“Menjadi pengurus FSP Kerah Biru harus amanah, dan bertaqwa kepada yang maha kuasa agar tugas mulia yang diemban sesuai harapan dan tujuan untuk kesejahteraan pekerja. Pengurus harus benar-benar memiliki rasa kesetiakawananan serta memiliki kreativitas serta bersemangat,” jelas Marta.
Pemerintah memberikan kesempatan kepada serikat buruh/pekerja di Indonesia untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian bagi tenaga kerja lokal yang profesional untuk memenuhi tuntutan pasar kerja. Kehadiran FSP Kerah Biru diharapakan dapat fokus pada spesialis untuk mencapai keunggulan kompetitif dan menciptakan spesialisasi tertentu di mana tenaga kerja lokal dapat bersaing lebih baik lagi.
Marta meminta pengurus FSP Kerah Biru agar pengembangan kemampuan bahasa asing tidak diabaikan. Pengurus dapat menjalin kerjasama dengan guru-guru bahasa untuk mempersiapkan anggotanya apabila ada kesempatan.
Dalam persaingan yang sangat ketat saat ini, pengurus FSP Kerah Biru di Indonesia khususnya Provinsi Jawa Barat harus mampu mendorong pekerja untuk berkontribusi dengan ide-ide baru dan inovatif, sehingga memberikan nilai tambahan bagi perusahaan dan industri.
Penting untuk diingat bahwa bersaing dengan tenaga kerja asing bukanlah hal yang mudah. Maka mari kita tingkatkan produktivitas tenaga kerja yang ahli dibidangnya masing-masing, dengan demikian tenaga kerja lokal yang kompeten mampu menghadapi tantangan global.
Selain itu, memperjuangkan hak-hak pekerja tidaklah mudah. Banyak hal tantangan yang harus dihadapi, tetapi dengan ketekunan dan semangat pantang menyerah, yakin dan percaya dapat mengatasi hambatan tersebut. Serikat Pekerja FSP Kerah Biru harus mendorong pengurus serikat pekerja untuk terus mengedukasi diri dan anggotanya. Semakin mengerti tentang isu-isu terkini dan hak-hak pekerja, semakin efektif dalam berperan untuk melindungi kepentingan pekerja.
“Jadilah teladan sebagai pemimpin. Tunjukkan dedikasi, integritas, dan kejujuran dalam mengemban tugas sebagai pengurus serikat pekerja. Ini akan memotivasi anggota lain untuk mengikuti jejak positif tersebut. Ingatkan selalu tentang pencapaian yang telah di raih bersama. Apresiasi dan syukuri setiap langkah maju yang telah diambil, sekecil apapun itu. Ini akan membangun semangat positif dan menguatkan keyakinan akan potensi yang dimiliki,” tutup Marta. (win)