Potret24.com – Sejak ada kebijakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau ini membeli mobil listrik dan membagikan pada instansi vertikal. Hal itu terus saja menjadi sorotan.
Pemprov Riau mendapat sorotan atas kebijakan bagi-bagi mobil listrik kepada instansi vertikal yang di tengah kondisi ekonomi masyarakat belum stabil. Yang pembelian mobil itu dengan anggaran miliaran rupiah. Padahal dinilai bukan prioritas dan tunjukkan ketidaksadaran Pemprov Riau terhadap krisis sedang terjadi.
Andree Armilis, Intelektual Muslim dan alumni Sosio-Antropologi Universitas Islam Antara-Bangsa Malaysia kepada GoRiau.com, Rabu (5/4/2023) mengatakan, ‘sikap Pemprov Riau ini menggambarkan mental seperti anak SD yang dititipi orang tuanya uang SPP, tapi malah dipakai untuk traktir teman beli jajanan. Padahal teman-temannya anak orang kaya yang punya uang saku lebih semua.
Apalagi pembelian itu dalam kondisi di mana jumlah penduduk miskin di Riau masih mencapai 7% dan fasilitas publik yang vital seperti jalan raya rusak parah. Kebijakan ini dinilai sebagai sikap yang harus segera diubah. “Pemprov Riau ini harusnya fokus pelayanan maksimal dan prioritas kepentingan masyarakat, bukan malah mementingkan diri sendiri dan abaikan kebutuhan rakyat,” katanya.
Dikatakan, kalau dulu Haji Agus Salim punya semboyan leiden is lijden atau memimpin menderita tampaknya tidak berlaku bagi Pemprov Riau. Namun kini, malah itu semboyan leiden is winkelen (memimpin berarti shopping) yang lebih cocok menggambarkan mental belanja yang berbahaya bagi pemimpin dalam menguasai anggaran publik. **
