Pekanbaru – Kendati tak menyebut kegiatan apa yang dia lakukan diluar saat jam kantor, namun Kabid SD Dian Permata Indah SE mengaku selalu datang ke kantor.
“Saya selalu datang mungkin bpk datang ketika saya ada kegiatan diluar,, klo TDK ada kegiatan diluar saya selalu ada di kntr,” ujarnya.
Pernyataan itu juga kembali dipertegas Dian saat kembali dikonfirmasi, Jumat (2/12/22). Ia mengatakan, kegiatan diluar itu adalah kegiatan yang ada di kantor.
“Itu kan kegiatan kita di kantor pak. Indak harus kita ngomong kemana-mana. Tugas saya kan bukan disini aja. Sekolah kan banyak,” ucap Dian saat coba ditanya contoh kegiatan diluar yang ia maksud.
Kabar jarangnya Dian berada di kantor, berawal ketika Operator dan Bendahara dana BOS yang mengeluhkan sikap Dian yang diduga melakukan intimidasi saat mengantar Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) via selebaran yang dikirim ke grup WhatShap wartawan.
“Kami tidak tau lagi kemana lagi kami mengadu dan mengeluh atas perlakuan Kabid SD Dian Permata Indah SE dan intimidasi Kabid SD setiap kami mengantar RKA dan laporan dana BOS. Kami merasa ditekan dan dipersulit oleh Kabid SD. Apapun yang kami lakukan selalu salah dimata Kabid SD,” tulis sumber tersebut yang dikirimkan ke WhatShap grup wartawan.
Dalam kalimat selanjutnya dijelaskan, bahwa meski mereka sudah membuat RKA sesuai juknis, namun mereka tetap saja dipersulit. Alhasil, mereka harus bolak balik ke Disdik, sementara Dian sendiri jarang berada ditempat.
“Kami harus menunggu sampai maghrib dan terkadang hari libur diarahkan ke rumah beliau dengan membawa buah tangan atau amplop. Jika tidak, tidak dilayani dengan baik,” tulis sumber.
Akibat banyaknya tekanan tekanan ini ungkap sumber, mereka merasa stress dan tidak nyaman bekerja. Bahkan ada salah satu teman mereka yang baru melahirkan, meninggal dunia karena terlalu stress mengerjakan laporan. Pasalnya oleh Kepala sekolah, mereka dituntut harus bekerja maksimal.
“Jika kami mengundurkan diri sebagai Operator atau Bendaraha, Kepsek balik mengintidimasi kami dan tidak memproses surat pengunduran kami. Kami tau Kepsek kami sudah banyak mengeluarkan uang untuk melancarkan urusan laporan dana BOS ini selama ini,” ungkap sumber yang belum diketahui identitasnya itu.
Menurut sumber, belum pernah ada Kabid yang mengurus urusan pelaporan RKA dana BOS selama ini, melainkan oleh staf dan Kasi Kesiswaan. Dan itu tidak pernah ada masalah.
“Tapi selama bu Kabid ini semuanya diambil alih dengan tujuan amplop dan amplop,” tuding sumber.
Akibat waktu mereka banyak tersita karena harus bolak balik menyampaikan laporab ke Kabid SD itu, mereka pun tidak ada waktu lagi untuk mengajar dan meningkatkan mutu.
“Kabid SD bekerja dengan sangat arogan tidak jarang kami dibentak dan dicaci maki saat berhadapan dengan beliau,” keluh sumber.
Bahkan beber sumber, tidak jarang mereka harus duduk di lantai untuk menunggu giliran untuk mengantarkan menunggu ACC dari beliau. Sementara Dian Permata Indah, tidak memberikan wewenang kepada Kasi dan Staff nya untuk membantu.
“Sekarang dunia pendidikan berorientasi hanya dana BOS bukan mutu pendidikan. Kami meminta bantuan supaya permasalahan ini diselesaikan agar kami bisa bekerja dengan maksimal tanpa tekanan dari siapapun,” ungkapnya.
Di akhir kalimat tulis sumber, pengantaran RKA perubahan saat ini dikaitkan dengan kegiatan di Royal Asnof, tidak di ACC oleh Dian, karena oleh mantan Kepala Disdik Pekanbaru Ismardi Ilyas mengarahkan mereka untuk tidak ikut serta.
Dikonfirmasi terpisah via WhatShapnya, Sabtu (26/11/22), Kabid SD Dian Permata Indah, secara tak langsung membenarkan adanya selebaran tersebut.
“Bbrp op sudah datang ke saya dan mereka bilang itu bkn dr op pak” mereka TDK pernah membuat wa semacam itu. Itu hanya oknum yg tdk bertanggung jawab,” ujarnya.
Dian menjelaskan, permasalahannya kemungkinan bahwa dana BOS itu dipegang oleh Kepsek dan Bendahara. Tetapi yang disuruh oleh Kepsek membuat laporan Operator. Sehingga ketika ditanya tentang pelaporan, mereka TDK tahu.
“Krn mereka hanya disuruh membuat,, seharusnya yg bertanggung jawab ttg dana bos adalah Kepsek dan Bendahara. Sama sekali tdk tau tp mereka disuruh mengerjakan laporan saja,” balas Dian kepada wartawan.
Dian menjelaskan, untuk pengumpulan laporan dana BOS ada tenggang waktu yg telah ditentukan. Terkadang laporan tersebut sampai batas yang ditentukan belum dibuat.
“Kendalanya terkadang kita tanya ke op atau bendahara kwitansi blm ada. Padahal dana BOS sudah lama cair,” tukasnya.
Sementara terkait adanya pegawai yang baru melahirkan meninggal dunia kata Dian, pihaknya balik menyerang Kepala sekolah (Kepsek).
“Masalah yg meninggal itu dia baru melahirkan disuruh oleh kepseknya membuat laporan,, seharusnya kalau tau baru melahirkan jangan dipaksa utk membuat laporan,” kilah Dian.
Ia juga menepis tudingan yang sampai harus mengantar laporan ke rumahnya. Dian mengatakan bahwa laporan RKA yang mereka antar ke rumahnya karena tak sesuai jadwal yang sudah ditentukan.
“Krn batas akhir mengantar laporan biasanya terakhir di hari Jumat,, tidak jarang saya sampai malam dikntr Krn laporan mereka diantar baru sore,, menjelang malam,, ada jg yg Krn g selesai Jumat mereka meminta waktu sampai Minggu sehingga hari libur baru mereka mengantar,, dan perlu dicatat hari libur yg seharusnya kami tdk bekerja kami diharuskan bekerja Krn laporan mereka TDK tepat waktu,” tulis Dian. (fin)