Pekanbaru

RSUD Arifin Achmad Diminta Utamakan Pelayanan Masyarakat

4
×

RSUD Arifin Achmad Diminta Utamakan Pelayanan Masyarakat

Sebarkan artikel ini
Wakil ketua DPRD Riau H. Syafaruddin Poti SH

Pekanbaru – Kasus mempermainkan pasien yang diduga dilakukan oleh oknum petugas RSUD Arifin Achmad, menuai tanggapan beragam dari DPRD Riau. Selain harus mengutamakan pelayanan bagi masyarakat, Pemprov Riau juga diminta memberikan punishment bagi oknum petugas yang nakal.

“Kita berharap rumah sakit itu harus mengutamakan pelayanan bagi masyarakat. Apalagi bagi yang tidak mampu dan suasana masyarakat yang dalam kondisi kritis”, ucap Wakil ketua DPRD Riau H. Syafaruddin Poti SH, Senin (31/10/22).

Politisi asal fraksi PDIP DPRD Riau berharap, Pemprov Riau dalam hal ini Gubernur Riau diminta mengcrosschek pelayanan di rumah sakit tersebut.

“Jangan-jangan Direkturnya punya semangat yang tinggi, tapi teamworknya tidak mendukung. Kemudian teamworknya tidak mampu, tidak sesuai dengan kapasitas kinerjanya.

Syafaruddin Poti pun mendesak Pemprov Riau agar rumah aakir tersebut punya pelayanan padu yang terbaik, terlebih visi Gubernur, siapa yang sakit silahkan dilayani, maka harus dilakukan evaluasi. Pasalnya, oknum petugas tersebut, tidak bisa bekerjasama dengan Direkturnya, tandasnya.

Terpisah, Wakil ketua DPRD Riau Hardianto menegaskan terkait kasus tersebut, pihaknya meminta Pemprov Riau dalam hal ini menejemen RSUD Arifin Achmad agar semua karyawan atau SDM perlu dilakukan peningkatan kapasitas, kapabilitas dan internal question.

Kedua kata politisi asal fraksi Gerindra DPRD itu, SOP servis atau pelayanan itu perlu ditingkatkan dan diperjelas.

“Yang ketiga, begitu ada hal yang baik atau yang bagus tentu berhak mendapat reward. Tetapi sesuatu yang salah atau human error, maka konsekwensi punishment. Jangan sampai secara psikologis banyak SDM di RSUD itu rata-rata pegawai negeri, maka seolah-olah apapun yang terjadi tidak ada konsekwensi”, ucapnya.

Ia mengatakan, karena hal ini menyangkut nyawa manusia, pihaknya menuntut perobahan mindset dalam memeberikan pelayanan.

“Maka dari itu oknum-oknum yang memang tidak ikhlas dan tidak betul sesuai SOP, maka seharusnya ada punishment. Saya minta yang nakal-nakal itu diberi punishment”, tegas Hardianto.

Hal senada huga dilontarkan ketua Komisi V DPRD Riau, Robin Hutagalung. Ia mengatakan, terkait kasus di RSUD itu harus dilakukan pembenahan. Masyarakat juga diminta jangan emosional dalam menyikapi sesuatu.

Ia pun menilai Direktur RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau, drg. Wan Fajriatul Mamnunah, Sp. KG memiliki gagasan yang brilian.

“Dia punya konsep memajukan RSUD”, ucap politisi PDIP Riau itu tanpa merinci konsep seperti apa.

Seperti diketahui, keluarga pasien,Hironimus Patut Pahur, Maria menceritakan, bahwa pasien membutuhkan darah dikarenakan untuk penyakit kanker.

Awalnya pihak RSUD Arifin Achmad mengatakan bahwa untuk stok darah tidak ada, lalu pihak keluarga pasien mencari donor darah dari anggota Polri hingga masyarakat.

“Setengah jam setelah diminta, kita sebar (info butuh donor darah, red), langsung datang mereka. Semua ramai mau donor darah. Tiba-tiba darahnya dipermainkan sama orang RSUD ini,” kata Maria, Sabtu (29/10/2022).

Kemudian, setelah ditanya berulang kali, pihak RSUD Arifin Achmad baru mengaku bahwa stok darah sudah ada. Namun masalahnya alat reagen atau alat pencocokan darah tidak ada, sehingga belum bisa dilakukan transfusi darah.

“Kami cek kenapa reagen tidak ada, katanya reagen menipis sejak 2 hari lalu dan habis siang tadi. Baru akan datang Selasa atau Rabu, tapi itu juga tidak bisa dipastikan,” cakapnya.

“Sementara darah trombosit atau darah putih itu kata PMI akan kedaluwarsa 5 hari. Jadi tentu keluarga bingung, kalau kedaluwarsa nanti ke mana darah mau dicari lagi. Padahal siangnya sudah ditanya, katanya aman dan akan segera diproses,” sambungnya.

Tidak puas dengan jawaban dua oknum petugas bank darah di RSUD Arifin Achmad, sebab tidak ada kepastian, terjadilah cekcok antara keluarga pasien dan oknum petugas.

“Tiba-tiba setelah cekcok baru bilang reagen sudah ada. Lah kok tiba-tiba ada, padahal katanya Selasa atau Rabu baru datang. Ini bukan pertama kali saja, berulang kali sudah keluhan disampaikan sama Dirut sejak awal. Kalau sudah sampai ke Dirut, baru semua masalah dikerjakan,” ungkapnya. (fin)