Potret24.com – Berdasarkan data resmi BPS Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) ini diketahui perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan Juli 2022 tercatat 111,74 atau mengalami inflasi sebesar 0,61 persen. Tingkatnya inflasi tahun kalender/year to date (ytd), yakni sebesar 4,38 persen. Yang menjadikan sebagai provinsi terendah se- Sumatera.
Sementara itu inflasi month to month (mtm) Kepri sebesar 0,61 persen pada Juli tahun 2022 didominasi kelompok administered prices. Inflasi kelompok administered prices didorong kenaikan tarif angkutan udara itu sejalan dengan kenaikan harga avtur, serta permintaan serta kenaikan harga rokok kretek filter.
Sementara itu, inflasi kelompok volatile food relatif mereda, didorong ini deflasi pada minyak goreng serta perlambatan inflasi cabai merah dan bawang merah. Inflasi kelompok inti utama bersumber dari peningkatan upah Asisten Rumah Tangga, harga kopi bubuk, dan bahkan sabun detergen.
Menanggapi halnya data BPS tersebut, Gubernur Kepri H Ansar Ahmad secara tegas, mengatakan kalau komitmennya bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kepri ini untuk terus melanjutkan upaya menekan inflasi. “Tentunya, pada ranah yang sesuai kewenangan daerah untuk diintervensi. Karena bicara inflasi itu ada beberapa faktor yang tidak dapat diintervensi oleh daerah,” ujarnya, Jumat (5/8/2022).
Disinggung mengenai posisi Kepri yang berhasil menekan hal inflasi ytd per Juli 2022 yang terendah se- Sumatera. Kata Gubernur Kepri, mengaku tersebut tidak terlepas dari upaya-upaya dilakukannya TPID Kepri untuk mengendalikan inflasi.
“Diantaranya operasi pasar murah oleh TPID Pemprov Kepri, untuk komoditas buah, sayur, bahkanya sembako. TPID Kota Batam ini untuk komoditas aneka cabai dan telur ayam. Kemudian dorong kerja sama antar daerah dalam menjaga kestabilan stok bahan makanan ini juga ada memiliki andil terhadap inflasi yang tinggi, dan meningkatkan hal kapasitas produksi lokal,” katanya. (Yog)