Advertorial

Kunker di Inhu, Menteri LHK Didampingi Gubri Meninjau Tepian DAS Indragiri

3
×

Kunker di Inhu, Menteri LHK Didampingi Gubri Meninjau Tepian DAS Indragiri

Sebarkan artikel ini

Rengat – Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mendampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI Siti Nurbaya, dalam kunjungan kerja (kunker) ke Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) Provinsi Riau, Sabtu (13/8/2022).

Turut hadir dalam kunjungan ini, Kepala Dinas LHK Provinsi Riau Maamun Murod, Bupati Indragiri Hulu Rezita Meylani Yopi, Forkopimda Indragiri Hulu, LAMR Indragiri Hulu dan masyarakat sekitar.

Dalam rangka meninjau kondisi tepian Daerah Aliran Sungai (DAS) Indragiri sekaligus menanam pohon bersama Menteri LHK Siti Nurbaya yang dipusatkan di Teluk Erong Kampung Dagang, Kecamatan Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau.

Kedatangan Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar dan Gubri Syamsuar disambut Bupati Indragiri Hulu (Inhu) Rezita Meylani Yopi dan Forkopimda Inhu beserta jajaran. Rombongan disambut dengan menyematkan songket dari suku asli Talang Mamak.

Saat tiba di lokasi, Menteri LHK Siti Nurbaya memuji keindahan Kabupaten Indragiri Hulu. Menurutnya, Kabupaten Indragiri Hulu merupakan daerah yang memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan.

“Saya dan Pak Gubernur akhirnya sampai juga ke Indragiri Hulu. Dan diperjalanan saya pelajari kiri-kanan, kiri-kanan, ini kabupaten yang indah dan yang bagus,” kata Menteri LHK.

Untuk menjaga keindahan dan kelestarian lingkungan ini, Menteri LHK mengatakan bahwa Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Riau sangat mendukung kegiatan ini. Hal ini penting sebagai upaya merehabilitasi lahan kritis di sepanjang DAS Indragiri.

“Saya percaya pemerintah pusat dan Pak Gubernur akan mendukung pemerintah daerah dan masyarakat Indragiri Hulu,” sebutnya.

Sementara itu, Bupati Indragiri Hulu Rezita Meylani Yopi melaporkan bahwa sungai Indragiri yang ada di Kabupaten Indragiri Hulu seluas 5.374 km² atau 69 persen terhadap luas Kabupaten Indragiri Hulu. Dengan total panjang sungai segmen Indragiri Hulu 189,41 kilometer.

Dalam kesempatan ini, Menteri LHK dan Gubernur Riau beserta rombongan didaulat secara simbolis turut menanam bibit pohon. Bibit tanaman tersebut terdiri dari ketapang, matoa dan mahoni sebanyak 200 lubang tanam.

Selain itu, dalam kegiatan tersebut juga dilakukan penyerahan bantuan Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL) Kementerian LHK, Bank Pesona sebanyak 50 juta per KPH untuk empat kelompok Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH).

Siti Nurbaya Bakar juga berharap sinergitas antara semua pihak dengan pemerintah harus terus ditingkatkan, mengingat ini penting untuk penanggulangan bencana yakni dengan penghijauan khususnya di pinggiran Sungai Indragiri.

“Mari pada kesempatan yang baik ini kita menanam bersama-sama. Ini saya lihat masyarakatnya banyak, ada pramuka, ada komunitas, ada masyarakat adat, ada juga karang taruna, para tokoh, ada juga aktivis, lembaga adat, ada juga dari partai politik, terima kasih sudah bersama-sama. Mari kita menanam bersama dan kita budayakan menanam ini untuk menjaga alam,” tutupnya.

Selan itu, Bupati Indragiri Hulu Rezita Meylani Yopi menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan identifikasi abrasi tebing sungai. Identifikasi yang dilakukan pada tebing sungai Indragiri dari Kecamatan Peranap sampai Kecamatan Kuala Cenaku.

Terdapat 14 lokasi tebing sungai rawan longsor yang berdampak pada kerusakan, kerugian, gangguan akses, gangguan fungsi dan meningkatkan risiko pada lokasi longsor tebing sungai, yaitu.

  1. Desa Selunak, Peranap

  2. Kelurahan Baturijal Hilir, Peranap

  3. Desa Pasir Kelampaian, Sungai Lala

  4. Desa Pasir Sialang Jaya, Pasir Penyu

  5. Desa Danau Baru, Rengat Barat

  6. Desa Kampung Pulau, Rengat sebanyak 2 lokasi

  7. Desa Pasir Kemilu, Rengat

  8. Desa Sungai Raya, Rengat

  9. Desa Tambak, Kuala Cenaku

  10. Desa Pulau Gelang, Kuala Cenaku

  11. Desa Teluk Sungaki, Kuala Cenaku 2 lokasi

  12. Desa Pulau Jumat, Kuala Cenaku

  13. Desa Teluk Sungkai, Kuala Cenaku

  14. Desa Pulau Jumat, Kuala Cenaku

“Bahwa banyak infrastruktur yang sudah tergerus oleh aliran sungai, salah satunya jalan. Ini adalah jalan kabupaten yang sudah habis dan tidak bisa dilewati lagi oleh masyarakat sehingga harus membuat jalan baru,” tutupnya. (advertorial)