Potret24.com – Seorang pria bernama Erfaldi (21), warga Desa Tanda, Kecamatan Tinombo Selatan, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah (Sulteng), tewas setelah ditembak oknum polisi saat berdemo. Propam Polri mengungkap oknum polisi berpakaian preman yang saat itu menembak Erfaldi.
“Kejadian di Parigi (Moutong) yang melakukan penembakan semua anggota berpakaian preman,” kata Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo dalam video di Instagram @divpropampolri seperti dilihat, Kamis (17/2/2022).
Sambo menegaskan semua anggota kepolisian harus menggunakan atribut resmi Polri saat melakukan pengamanan demonstrasi. Tujuannya, apabila terjadi hal serupa, senjata oknum polisi yang melepas tembakan mudah teridentifikasi.
“Mereka boleh ikut pengamanan unjuk rasa, tapi harus menggunakan pakaian dengan atribut yang sama sehingga kelihatan harus dilucuti senjatanya, karena ada tahapan yang harus dilalui,” tuturnya.
Lebih lanjut, Sambo menyatakan, jika ada anggota yang kedapatan menyalahgunakan senpi, atasannya harus bertanggung jawab. Dia menekankan kepala satuan (kasat) dan kapolres di kepolisian setempat wajib bertanggung jawab.
“Nah, bukan lagi anggota yang salah ini, harus kasatnya yang bertanggung jawab, kapolresnya bertanggung jawab,” imbuhnya.
Kasus Erfaldi Naik Penyidikan
Sebelumnya, polisi telah menaikkan kasus tewasnya Erfaldi ke tingkat penyidikan. Erfaldi tewas saat polisi berusaha membubarkan warga yang menggelar demo penolakan tambang di daerah mereka.
Kabid Humas Polda Sulteng Kombes Didik Supranoto mengatakan kasus ini naik ke tahap penyidikan setelah ditemukan adanya unsur pidana.
“Kemudian dari kasus itu sudah dikeluarkan LP (laporan polisi). Karena perbuatan pidananya sudah ada, yaitu adanya orang yang meninggal,” ujar Kombes Didik.
Lebih lanjut, Kombes Didik menyatakan hingga saat ini polisi belum bisa menetapkan tersangka. “Tetapi untuk tersangka masih dalam proses penyidikan. Salah satunya adalah menunggu uji balistik,” katanya.
“Sekarang tim forensik sudah mengambil sampel dari 20 pucuk senpi. Jadi 20 sampel. Dari masing-masing senjata ini, diambil sampel 3 proyektil. Jadi total sampel proyektil ada 60,” sambung Didik. (detik)