Potret24.com,-Konflik antara PMKS PT WKP dengan salah seorang oknum warga setempat bernama Bukhari belum tuntas, malah pada Sabtu (12/11/21) pekan lalu, Bukhari dengan menggunakan eksavator menggali batas tanah miliknya dengan jalan yang merupakan satu-satunya akses menuju PMKS PT WKP.
Batas tanah berupa parit tersebut kedalaman sekitar 1 meter dan lebar satu meter dengan panjang sekitar 200 meter.
Akibat ulah Bukhari ini jalan menjadi sempit, mobil berukuran besar pengangkut buah sawit maupun tangkos enggan melintasinya karena terlalu beresiko terperosok di parit yang dibuat oleh Bukhari tersebut.
Salah seorang staf PMKS PT WKP, yang tidak ingin namanya dipublikasikan, tidak mau berkomentar terlalu jauh terkait tindakan Bukhari tersebut, yang penting baginya operasional PT WKP jangan sampai terganggu.
“Jika operasional perusahaan terganggu bukan hanya merugikan kami, namun juga masyarakat sekitar yang bekerja di sini (perusahaan-red),” katanya.
Pihak perusahaan lanjutnya mencoba mencari solusi dengan cara menjebol pagar mess karyawan untuk dijadikan jalan alternatif bagi kendaraan berukuran besar pengangkut buah sawit menuju PMKS PT WKP,
” Jalan baru itu dibuat buat pada Sabtu pekan lalu saat pak Bukhari menggali batas tanah dengan jalan. Alhamdulillah bisa dituntaskan pada Sabtu itu dan mobil besar bisa keluar masuk mengangkut buah kelapa sawit dan kami bisa bekerja kembali,” ujarnya.
Terkait persoalan yang menjadi penyebab Bukhari menggali parit dibatas jalan, informasi yang didapat staf tersebut bahwa pimpinan PT WKP sudah mencoba berunding dengan Bukhari, namun hingga saat ini belum mencapai kesepakatan.
“Bahkan informasi yang saya dapat sudah dimediasi oleh pihak Desa Sei Putih, namun pada mediasi yang terakhir, pak Bukhari informasi yang saya dapat datang hanya sebentar lalu pergi meninggalkan mediasi, tak tahu juga mengapa dia bersikap seperti itu,” ujarnya.
Ditemui terpisah salah seorang warga tempatan yang menggantungkan kehidupannya di PT WKP menyayangkan tindakan Bukhari tersebut dan ia berharap dapat segera tercapai kesepakatan antara PT WKP dengan Bukhari sehingga tidak menganggu dirinya serta warga tempatan lainnya yang bekerja di WKP.
Pantauan media di lokasi, galian parit bukan hanya sebatas tanah milik Bukhari saja namun juga melintasi beberapa tanah warga lainnya yang berada dipinggir jalan.
Menurut pengkuan salah seorang warga ketika ditanya kenapa Bukhari menggali jauh dari tanahnya? alasan Bukhari kepada warga tersebut membuat parit.
Sebelumnya Bukhari yang merupakan pengusaha kuari (galian c-red) memagari tanah dengan kawat, Bukhari mengatakan yang dipagari tersebut merupakan tanah miliknya yang selama dipakai oleh perusahaan dan dirinya tidak ada persoalan dengan pihak perusahaan,
“Tindakan yang saya ambil ini agar pemerintahan desa mau mengukur tanah saya sehingga jelas mana batas tanah saya dengan jalan,” terangnya.