Pekanbaru – Pernyataan Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Republik Indonesia, Hj Ida Fauziah beberapa waktu yang mengatakan bahwa, gaji guru dan dosen di negeri ini terlalu besar hingga mencapai diatas 1 persen, menuai reaksi dari Presidium Pusat (PP) Gabungan Aksi Mahasiswa Alumni Riau (GAMARI), Larshen Yunus.
“Muncung ang gadang! Kapalo petak, bisa-bisanya sekaliber Menteri bicara seperti itu. Jangan berharap rakyat bicara baik kalau seorang pemimpin sembarangan bicara! Gaji yang mana besar? Gaji dari Hongkong!” kesal mantan guru di SMA Negeri 9 Pekanbaru tersebut, Jum’at (19/11/2021).
Menurut Larshen Yunus, pernyataan Menaker tersebut, dinilai menyesatkan. Buktinya
selama menjadi guru bersama teman-temannya di SMAN 9 Pekanbaru, untuk beli paket internet saja mesti ke GraPARI agar lebih murah.
“Buk Menteri! gaji guru yang mana ibu bilang besar? Apa dasarnya ibu bilang begitu? Buktinya gaji kami dibawah standar Upah Minimum Regional (UMR). Bahkan ada yang lebih parah dari itu”, kesal Larshen Yunus seraya meneteskan air mata.
Ia pun mendesak, pejabat sekelas menteri jangan asal bicara. Mestinya gaji seperti Menteri dan anggota Dewan dikurangi. Alasannya, gaji yang diterima tak sesuai dengan capaian kinerjanya.
“Sementara guru kerja mulai dari pagi sampai sore. Kerjanya serius! gajinya kayak virus” imbuh Larshen Yunus.
Sebelumnya Menaker Ifa Fauziah menyebut, banyak data yang menjelaskan bahwa debitur terbesar dalam peminjaman uang di Bank adalah profesi guru dan dosen. (fin)