Potret24.com – Gubernur Riau (Gubri), Syamsuar didampingi oleh Wakil Gubernur Riau (Wagubri), Edy Natar Nasution melakukan panen raya padi kaya gizi (biofotrifikasi) inpari nitri zinc, di Agrowisata Desa Rokan Koto Ruang Kecamatan Rokan IV Koto Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Kamis (21/10/21).
Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar menyampaikan bahwa, Provinsi Riau termasuk salah satu provinsi yang kekurangan tanaman pangan, khususnya padi. Sehingga Provinsi Riau masih membutuhkan pasokan padi kaya gizi (biofotrifikasi) inpari nitri zinc. Padi yang disiapkan oleh Menteri Pertanian RI untuk mengatasi stunting di Indonesia.
Oleh karena itu menurutnya, Pemerintah provinsi Riau menyambut baik adanya gagasan pemerintah daerah untuk mempertahankan lahannya untuk tanaman padi.
“Karena itu sekarang yang dibutuhkan pemerintah adalah tanaman padi,” ucapnya.
Ia berharap dengan mulai di panennya padi biofotrifikasi di Provinsi Riau, maka diharapkan dapat mengatasi kasus stunting atau gagal tumbuh pada anak di wilayah Riau.
“Padi kaya gizi ini sebenarnya benihnya disiapkan oleh Menteri Pertanian untuk mengatasi stunting,” ucapnya, dalam panen raya padi kaya gizi (biofotrifikasi) inpari nitri zinc, di Agrowisata Desa Rokan Koto Ruang Kecamatan Rokan IV Koto Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Kamis (21/10/21).
Gubri menjelaskan, kasus stunting meskipun sudah mengalami penurunan, namun angkanya masih cukup tinggi di Provinsi Riau. Berdasarkan data yang disampaikan Dinas Kesehatan Provinsi Riau pada Minggu (17/10/21) lalu, persentase angka stunting di Riau berada pada angka 24,1 persen.
“Stunting di Riau masih cukup tinggi, termasuk di wilayah Kabupaten Rohul. Oleh karenanya, diharapkan padi kaya gizi bisa mengatasi stunting,” ucapnya.
Syamsuar mengungkapkan, masih banyak masyarakat Melayu Riau yang berminat untuk menanam padi. Bahkan ada beberapa kelompok masyarakat yang menolak menanam sawit.
“Tapi Alhamdulillah tanam padi dengan lahan yang terbatas ini kita sudah mulai menanam padi dan kita memang harus menyayangi padi,” ungkapnya.
Ia menerangkan, padi kaya gizi ini nantinya akan disiapkan untuk anak-anak yang stunting di wilayah Rohul khususnya Desa Rokan Koto Ruang Kecamatan Rokan IV Koto. Namun, jika nantinya hasil panennya berlebih dari kebutuhan, maka padi itu akan dijual kepada perusahaan.
Ia mencontohkan satu diantaranya yang berhasil membuat masyarakatnya sejahtera dengan menanam padi yaitu Bunga Raya Kabupaten Siak.
“Alhamdulillah diatas 6 ton per satu hektar (hasil padi Bunga Raya Siak). Di Bunga Raya, sawit yang ditebang dijadikan kembali lahan padu,” ucapnya.
Untuk itu, Gubri berharap di Kabupaten Rohul juga kembali mendorong tanaman padi untuk kesejahteraan masyarakatnya. Dengan catatan tidak hanya sekali tanam, namun beberapa kali tanam.
“Di sini (Riau) tidak makan nasi namanya tak makan, makanya kita perlu padi ini,” tuturnya.
Mantan Bupati Siak ini menambahkan, Pandemi COVID-19 ini juga membawa bencana terhadap makanan pangan, semua negara butuh pangan. Untuk itu ungkapnya, pemerintah menganjurkan membentuk ketahanan pangan di masing-masing daerah.
“Tanaman pangan tidak hanya padi, namun juga bisa ubi, jagung, sagu dan lainnya. Ini komitmen kita bersama untuk ketahanan pangan,” terangnya.
Syamsuar menegaskan, sistem penjualannya bukan untuk mencari untung. Akan tetapi, perusahaan yang membeli akan memberikan lagi kepada warga yang kurang mampu dan untuk anak-anak stunting yang ada di daerah lainnya di Rohul.
Dengan demikian ia berharap sistem ini dapat menekan kasus stunting di Riau dan juga dapat meningkatkan perekonomian para petani dan masyarakat yang ada di sana.
“Ini sebenarnya tidak cari untung tapi minta bantu kepada pengusaha yang ada di Riau. Pihak pembeli sudah siap, tinggal dilaporkan kepada kami (Pemprov Riau) nanti akan kami sampaikan ke perusahaan tersebut,” tutupnya. (mcr/kit)