Potret24.com, Pekanbaru – Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, M Edy Afrizal membenarkan hari ini di Riau terpantau 52 titik panas (Hotspot).
“Iya hari ini terpantau 52 titik hotspot. Tapi hanya hotspot tidak ada potensi titik api (Fire Spot),” kata M Edy Afrizal, Kamis (7/10/2021).
Kepala Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Riau, M Edy Afrizal, mengatakan, sebagain besar lahan yang terbakar di lokasi terbuka. Saat ini setiap terpantau titik api tim Satuan tugas (Satgas) Karhutla, langsung turun. Baik dari tim darat maupun tim udara.
Sedangkan titik api sendiri, lanjut Edy Afrizal, hari ini berdasarkan laporan petugas di kabupaten/kota tidak ada (nihil).
“Titik api yang ada kemarin di Teratak Bulu dan Tapung, Kabupaten Kampar. Kemudian di Rumbai, Kota Pekanbaru. Tapi sudah berhasil kita padamkan setelah kita turunkan helikopter water bombing,” terangnya.
Meski begitu, tambah Edy Afrizal, pihaknya hari ini tengah mengalukan pendinginan di Teratak Bulu dan Tapung. Sebab masih terdapat asap tipis di lokasi kebakaran.
“Sekarang sudah pendinginan, karena ada masih ada asap tipis, tapi apinya sudah padam,” ujarnya.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat terdapat 52 titik panas atau hotspot di Provinsi Riau, Kamis (7/10/2021).
Sebanyak 52 titik panas ini tersebar di 9 wilayah dengan sebaran terbanyak itu berada di Kabupaten Siak yakni sebanyak 17 titik. Selanjutnya disusul Kampar 8 titik, Kuansing 5 titik, Inhu 6 titik, Indragiri Hilir 5 titik, Pelalawan 4 titik, Rokan Hulu 3 titik, Bengkalis 3 titik dan Meranti 1 titik.
Karhutla yang terjadi di beberapa daerah di Riau ini, menurut Edy Afrizal, diduga dibakar oleh oknum masyarakat yang akan membuka lahan dengan cara dibakar. Namun, pihaknya bersama penagak hukum masih menyelidiki kasus Karhutla yang terjadi.
“Bisa jadi karena dibakar, tapi kita belum bisa memastikannya, dan sekarang masih dalam tahap penyelidikan,” tandasnya. (mcr/kit)