Potret Nasional

Vaksin Sinovac-Pfizer-Moderna, Mana yang Paling Tahan Efikasinya?

3
×

Vaksin Sinovac-Pfizer-Moderna, Mana yang Paling Tahan Efikasinya?

Sebarkan artikel ini
Vaksinasi Covid-19

Potret24.com, Jakarta – Sejumlah vaksin COVID-19 menunjukkan penurunan efikasi dalam waktu beberapa bulan setelah seseorang menerima dosis lengkap. Meski begitu, dipastikan vaksin tetap memberikan perlindungan terhadap virus Corona.

Beberapa jenis vaksin COVID-19 yang sudah terlihat lama waktu ketahanan efikasinya adalah vaksin Sinovac, Pfizer, dan Moderna. Disebutkan, vaksin Moderna memiliki ketahanan efikasi yang lebih lama, dibandingkan vaksin Sinovac dan Pfizer.

Berikut hasil studi dari masing-masing jenis vaksin COVID-19

Vaksin Sinovac

Berdasarkan penelitian di China, efikasi vaksin Sinovac mengalami penurunan dalam waktu 6 bulan. Studi ini dilakukan dengan cara mengambil sampel darah orang dewasa berusia 18-59 tahun.

Pengambilan sampel darah ini dibagi menjadi dua kelompok, masing-masing terdiri dari 50 peserta.

“Untuk peserta yang menerima dua dosis, dengan rentang dua sampai empat minggu, hanya 16,9 persen dan 35,2 persen yang memiliki tingkat antibodi di atas ambang batas enam bulan setelah dosis kedua,” tulis makalah itu dikutip dari Reuters.

Namun, tingkat antibodi para peserta kembali meningkat setelah mendapat dosis ketiga vaksin COVID-19. Peningkatannya mencapai 3-5 kali lipat dari tingkat yang terlihat pada 4 minggu setelah dosis kedua.

Vaksin Pfizer

Sebuah studi di Israel menemukan adanya penurunan efikasi pada vaksin Pfizer dalam waktu 4-6 bulan pasca seseorang mendapatkan dosis lengkap. Disebutkan, penurunan efikasinya menjadi 84 persen.

Sebelumnya efikasi vaksin Pfizer dapat mencapai 96,2 persen. Namun, tingkat efikasi ini hanya dapat bertahan selama 1 minggu sampai 2 bulan setelah seseorang menerima dosis kedua.

Rata-rata efikasi vaksin Pfizer pada seseorang mengalami penurunan sekitar 6 persen per setiap bulannya.

“Kami melihat data dari Israel bahwa ada penurunan antibodi dan itu mulai berdampak pada 100 persen rawat inap,” ujar CEO Pfizer Albert Bourla , dikutip dari CNBC.

“Kabar baiknya adalah kami sangat, sangat yakin, bahwa dosis ketiga (booster) akan memberikan respons imun ke tingkat yang cukup untuk melindungi dari varian Delta,” sambungnya.

Vaksin Moderna

Berbeda dengan vaksin Sinovac dan Pfizer, pihak Moderna mengklaim vaksin COVID-19 buatannya tidak mengalami banyak perubahan dari efikasi awal saat uji klinis, yakni sebesar 94 persen.

“Kami sangat senang bahwa kemanjuran vaksin COVID-19 kami stabil di 93 persen dalam empat hingga enam bulan,” kata Chief Executive Moderna Stephane Bancel yang dikutip dari Channel News Asia.

“Durasi yang kuat ini akan menguntungkan ratusan juta orang yang telah disuntikkan vaksin Moderna,” lanjutnya. (gr)