Potret24.com, Jakarta – Pelaku sektor pariwisata di Kabupaten Bandung Barat (KBB), khususnya yang ada di kawasan wisata Lembang berharap ada kabar baik soal diizinkannya wisata untuk kembali beroperasi.
Harapan itu berkaitan dengan tutupnya sektor wisata di Bandung Barat lantaran terus diperpanjangnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat sejak 3 sampai 25 Juli, namun dengan istilah lain yakni PPKM Level 3.
Kebijakan tersebut diterapkan sebagai upaya menekan lonjakan kasus COVID-19.
Namun di sisi lain, hal tersebut membuat denyut nadi sektor pariwisata di Bandung Barat kian lemah lantaran tak beroperasi secara normal.
“Kita berharap sih tanggal 26 Juli sudah bisa buka lagi, karena sekarang kondisi kita sudah sangat terpuruk dengan PPKM dari awal Juli kemarin,” ungkap Public Relation The Great Asia Africa kepada detikcom, Minggu (25/7/2021).
Kendati harapan tersebut membumbung tinggi, namun pihaknya tetap bakal menunggu arahan dari pemerintah daerah terkait izin operasional objek wisata di tengah pandemi COVID-19 kali ini.
“Ya itu tadi harapannya dibuka, tapi kita tetap nunggu arahan dari pemerintah. Semoga tidak diperpanjang lagi, kalau diperpanjang ya pasti semakin terpuruk kondisinya. Kalau memang mau ada PPKM, ya lebih longgar. Misalnya wisata tetap boleh buka tapi dibatasi,” tutur Intan.
Selama tak beroperasi, pihaknya tetap melakukan perawatan area objek wisata. Hal itu dilakukan sebagai persiapan jika memang kabar baik soal izin operasional objek wisata tiba-tiba diserukan pemerintah.
“Kita tetap melakukan pemeliharaan dan pembersihan area objek wisata. Kita juga menunggu kompensasi untuk pegawai dan perawatan. Masih proses pengajuan, tapi mudah-mudahan segera cair,” kata Intan.
Saat ini, penampakan kawasan wisata Lembang berbeda 180 derajat dari sebelum pandemi COVID-19 menerjang. Semua objek wisata memasang tanda tutup sampai waktu yang tak ditentukan.
Seolah mengindikasikan tak jelas kapan mereka bisa kembali beroperasi menyambut wisatawan.
Harapan objek wisata di Lembang bisa segera beroperasi seperti sediakala juga terlontar dari masyarakat yang menggantungkan hidup dari ramainya kunjungan wisatawan.
“Ya sudah beberapa bulan ini sepi, kita yang jualan di sekitar objek wisata juga terdampak. Biasanya kan banyak yang jajan, sekarang boro-boro,” ungkap Dadang (42), seorang pemilik kios jajanan dan penjual oleh-oleh di Lembang.
Tak cuma dirinya, Dadang menyebut anaknya biasa membantu parkir di sekitar objek wisata The Great Asia Africa kini hanya menganggur tanpa memiliki kegiatan lainnya.
“Ya kalau anak kan biasanya bantu parkir, kalau di dalam penuh biasanya wisatawan parkir di lahan kosong samping Asia Africa, semenjak wisata tutup ya jadi diam saja di rumah,” terang Dadang. (gr)