Potret24.com, Pekanbaru – Tim Satgas Covid-19 Kota Pekanbaru dan Provinsi Riau dinilai telah gagal menegakkan protokol kesehatan. Akibatnya, tempat tujuan wisata di Pekanbaru penuh sesak oleh warga yang ingin mengisi libur lebaran. Salah satu titik keramaian itu ada di salah satu destinasi wisata yang terletak di Kecamatan Rumbai, Pekanbaru, Asia Heritage.
Video keramaian di kawasan wisata ini pada H+2 lebaran idul fitri kemarin viral dimana-mana. Video tersebar dengan cepat menyebar di Grup WhatsApp, dan medsos. Terlihat lautan manusia menumpuk tanpa menjaga jarak, bahkan ada yang tidak pakai masker.
Tak ada terlihat petugas, padahal pengunjung tak mengindahkan protokol kesehatan, penyebab berkembangnya virus corona.
Dan meski rekaman video amatir itu sudah viral, belum ada reaksi dari tim gugus tugas, tak ada satgas yang tampak di lokasi wisata.
Ketua Umum Pemuda Milenial Pekanbaru Teva Iris geram dan meminta kepada Presiden Republik Indonesia, Jokowi untuk memberikan teguran keras pada tim gugus Pekanbaru.
“Saya sangat kecewa dengan pemerintah kota Pekanbaru, khususnya tim gugus tugas Covid-19 Kota Pekanbaru dan Provinsi Riau. Saya selaku Ketua Pemuda Milenial Pekanbaru menghimbau masyarakat jangan berkerumunan, jauhi keramaian demi keselamatan kita dan keluarga. Tapi apa, masyarakat masih saja berkerumun dan tidak pakai masker,” terangnya.
”Saya beri apresiasi untuk pemerintah yang sudah membuka peluang berkembangnya virus Covid-19 di kawasan wisata. Semoga tidak terjadi klaster tempat wisata,” sindir Teva.
Lanjut Teva, “Kalau muncul klaster wisata, siapa yang harus bertanggung jawab dan dipersalahkan?,” cetus Teva kepada wartawan, Minggu (16/05/21) pagi.
Dengan akan datangnya Presiden Republik Indonesia Jako Widodo ke Pekanbaru, Teva meminta presiden menegur Pemerintah Kota Pekanbaru dan Provinsi Riau, karena sebagai zona merah, telah gagal melaksanakan protokol kesehatan.
“Kita sudah parah, jangan dibuat semakin parah akibat tidak tegasnya pemerintah. Tolong pak presiden dengarkan keluhan kami ini,” pinta teva tegas.
Selain kawadan wisata, kata teva, beberapa titik di Kota Pekanbaru seperti Ruang Terbuka Hijau (RTH) juga terlihat kerumunan massa tanpa ada petugas yang mengawasi
Terakhir, Teva dengan tegas meminta pengelola mal dan cafe juga harus membatasi pengunjung. Tidak ada tebang pilih, jangan mydik saja yang dilarang, wisata dam nalnya juga dilarang.
“Jangan sampai anggaran miliaran Rupiah untuk Covid-19 sia-sia saja. Dan lagi-lagi masyarakat yang jadi korban,” tutup teva.
Sementara itu hari ini, Minggu (15/5), Riau kembali menempati peringkat dua nasional, dengan tambahan 355 kasus baru covid-19. Kenyataan ini sangat berbanding terbalik dengan kenyataan longgarnya pusat keramaian seperti tempat wisata dan cafe-cafe.(Nn/iniriau.com)