Potret24.com, Jakarta – Mochtar Kusumaatmadja lahir pada 17 Februari 1929 dari pasangan R. Mohammad Taslim Kusumaatmadja, asal Mangunreja-Tasikmalaya, dengan Sulmini Soerawisastra, asal Cilimus, Kuningan.
Hingga usia 14 tahun ia menjadi anak tunggal, sampai kemudian Sulmini melahirkan Sarwono, dan diikuti dua tahun kemudian lahir Ade Sudaryati.
Saat masih di sekolah menengah, Mochtar pernah menjadi anggota Tentara Pelajar hingga tercapai gencatan senjata antara RI dan Belanda pada 3 Agustut 1949, pasca-Perjanjian Roem Roijen. Mochtar pun kembali ke keluarganya yang tengah mengungsi di Cirebon.
“Dia datang bawa ransel di punggungnya pakai baju putih celana pendek sepatu boot dan kacamata bundar,” kenang Sarwono kepada detikcom. Dalam hatinya ia membatin, “Oh ini to abang saya”.
Lebih lanjut Sarwono yang pernah menjadi di era Orde Baru dan awal reformasi itu menilai sosok sang kakak sebagai pribadi yang sangat giat berusaha.
Dia menjadi satu-satunya anak muda yang punya motor di lingkungan Gang Sentiong, Jakarta Pusat, tempat mereka tinggal.
“Saya dapat tugas pagi-pagi menghidupkan mesin motor, tapi nggak boleh bawa. Suka diajak jalan-jalan juga sih,” ujarnya.
Sementara mantan Menteri Pertahanan Prof Juwono Sudarsono yang masih sepupuan, mengenang Mochtar sebagai pribadi mandiri. “Sebelum menjadi dosen, dia pernah menjadi penyiar di RRI sambil berjualan dolar di pinggir jalan di kawasan Pasar Baru,” ujarnya.
Meski sang ayah banyak bergaul dengan para aktivis dan politikus, Mochtar justru lebih fokus pada pendidikan seperti sang ibu. Kalau soal tegas dalam prinsip dan gaya bicaranya yang ceplas-ceplos, menurut Sarwono, menurun dari ayah mereka.
“Kalau dia tidak suka sesuatu, dia pasti terang-terangan ngomong tanpa basa-basi. Tapi dia juga punya humor jadi orang yang terima kata-kata itu terpaksa ikut ketawa juga,” ujar Sarwono.
Mochtar pernah dua periode menjadi Menteri Luar Negeri, 1973-1978. Pakar hukum laut internasional itu sebelumnya menjadi Menteri Kehakiman.
Sebagai Menlu, dia dikenal sebagai diplomat ulung yang disegani para koleganya sesama Menlu di kawasan ASEAN. Konflik di Kamboja dan Vietnam berhasil diselesaikan melalui diplomasi cocktail party yang digagasnya.
Prof Mochtar meninggal dunia pada Minggu (6/6/2021), pukul 09.00 WIB di kediamannya, Jl. Balitung III No 2 Senopati, Jakarta Selatan. Dia lahir di Jakarta, 17 Februari 1929. Rencananya, jenazah mantan Menteri Kehakiman dan Menteri Luar Negeri itu akan dimakamkan di TMP Kalibata, selepas Ashar. (gr)