Potret24.com, Jakarta - Mantan pebulutangkis nasional Markis Kido dinyatakan meninggal dunia pada Senin (14/6/2021) malam. Markis meninggal dunia sa" />
Potret Olahraga

Markis Kido, Mantan Pebulutangkis Peraih Medali Emas Bulutangkis Olimpiade Meninggal Usai Serangan Jantung

4
×

Markis Kido, Mantan Pebulutangkis Peraih Medali Emas Bulutangkis Olimpiade Meninggal Usai Serangan Jantung

Sebarkan artikel ini
Markis Kido bersama pasangannya menjuarai Olimpiade

Potret24.com, Jakarta – Mantan pebulutangkis nasional Markis Kido dinyatakan meninggal dunia pada Senin (14/6/2021) malam.

Markis meninggal dunia saat bermain bulu tangkis bersama teman-temannya di Tangerang.

Kabar duka itu diutarakan oleh mantan pebulu tangkis Indonesia, Yuni Kartika, melalui akun Twitter dan Instagram pribadinya pada Senin (14/6/2021) malam WIB.

“Telah meninggal dunia salah satu pebulutangkis terbaik Tanah air Markis Kido. Semoga amal dan ibadahnya diterima di sisi Tuhan YME!! Amin. Selamat jalan Markis Kido,” kata Yuni Kartika.

Markis Kido meninggal dunia diduga karena mengalami serangan jantung ketika sedang bermain bulu tangkis.

Markis Kido merupakan salah satu legenda ganda putra bulu tangkis Indonesia.
Selama berkarier, Markis Kido sering mengharumkan nama Indonesia melalui berbagai prestasi.

Salah satu prestasi terbaik Markis Kido adalah meraih medali emas Olimpiade Beijing 2008 ketika berpasangan dengan Hendra Setiawan.

Markis Kido merupakan pebulu tangkis Indonesia yang lahir di Jakarta, 11 Agustus 1984 dan meninggal dunia pada Senin 14 Juni 2021 (36 tahun).

Ia dikenal sebagai pebulu tangkis andalan Indonesia di tahun 2000an.

Markis Kido merupakan putra dari Djumharbey Anwar, seorang perantau asal Minangkabau.

Sebagai atlet, ia datang dari keluarga yang erat dengan bulu tangkis.

Saudaranya yaitu Bona Septano dan Pia Zebadiah Bernadet juga merupakan seorang pemain bulu tangkis.

Bona Septano merupakan pemain ganda putra yang pernah berpasangan dengan Mohammad Ahsan.

Sementara Adiknya, yaitu Pia Zebadia merupakan pemain ganda campuran.

Berbagai prestasi telah ia sabet di cabang olahraga bulu tangkis Indonesia.

Markis Kido bermain di cabang ganda putra dan berpasangan dengan Hendra Setiawan.

Duetnya dengan Hendra Setiawan melegenda hingga pernah mencapai puncak kejayaan saat dinobatkan sebagai ganda putra peringkat 1 dunia pada tahun 2007 silam.

Kejuaraan Dunia: (Ganda Putra)

Juara, Kuala Lumpur Malaysia (2007)
Perempat Finalis, Madrid (2006)

Kejuaraan Asia:

Juara, Hyderabad, India (2005).
Perempat Finalis, Johor Baru, Malaysia (2006).

Grand Prix Dunia

Juara Proto Malaysia Open 2008
Juara Hongkong Open 2007
Juara China Open 2007
Juara Chinese Taipei Open 2008
Juara China Open 2006
Juara Hongkong Open 2006
Juara Djarum Indonesia Open 2005
Runner Up Wilson Swiss Open 2007
Runner Up China Masters 2007
Runner Up Djarum Indonesia Open 2006
Runner Up Realkredit Denmark Open 2004
Juara Tiga Denmark Open 2007
Juara Tiga Macau Open 2007
Juara Tiga Yonex Japan Open 2007
Juara Tiga Aviva Singapura Open 2007
Juara Tiga Proto EON Malaysia Open 2007
Juara Tiga Noonoppi Korea Open 2006
Juara Tiga Jerman Open 2005

Piala Sudirman

Runner Up, Glasgow 2007

Piala Thomas

Juara Tiga, Jakarta 2008
Juara Tiga, Jepang 2006

Olimpiade

Juara Olimpiade Beijing 2008

Lama tak terdengar kiprahnya di dunia bulu tangkis, Markis Kido kini melatih ganda putra U-15 di klub yang membesarkan namanya, Jaya Raya.

Tujuan Kido sangat sederhana, ingin menjaga regenerasi pemain ganda putra, tentunya dengan mencetak pemain junior yang tangguh dan profesional.

Namun, saat bertemu Warta Kota baru-baru ini di Cibubur, Markis Kido menjelaskan tak mudah untuk menyiapkan atlet di usia yang rawan (U-15).

“Tidak mudah melatih di usia 15 tahun. Mereka kan mau gede ya, terkadang ada saja kelakuannya yang nakal, ada yang coba-coba bandel. Disitulah bagaimana saya harus bisa mengarahkan mereka,” ujarnya.

Tak hanya itu, Markis Kido menjelaskan, sebagai pelatih dirinya juga terus belajar bagaimana untuk memposisikan diri sebagai pelatih yang baik untuk anak didiknya.

Dirinya juga sering menasehati anak didiknya agar menghindari pemakaian gadget berlebihan, serta menghindari hal-hal negatif lainnya.

“Apalagi kondisi pandemi saat ini, menjaga kesehatan adalah yang utama. Menjadi atlet itu memang tidak mudah, ada pengorbanan yang harus dibayar,” jelasnya.

Markis sendiri termotivasi melatih ganda putra, dimana menurutnya, ganda putralah yang paling konsisten meraih prestasi untuk Indonesia, sehingga dirinya tak mau regenerasi ganda putra hilang. (gr)