Potret24.com, Bogor – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan ( Menkopolhukam) Mahfud MD mengaku pernah mendapatkan bisikan dari orang yang tak suka dengan Penyidik senior KPK Novel Baswedan.
Menurut Mahfud MD, orang tersebut tak menyukai Novel Baswedan karena dianggap sebagai sosok yang politis.
Namun, dirinya enggap mengungkapkan identitas orang tersebut.
“Banyak orang yang menganggap Pak novel Baswedan ini politis,” kata Mahfud saat menjadi pembicara dialog dengan Rektor UGM dan pimpinan PTN/PTS seluruh Yogyakarta yang ditayangkan YouTube Universitas Gadjah Mada pada Sabtu (05/06/2021) lalu.
Mahfud menyatakan Novel Baswedan dituding kerap mengincar partai tertentu dalam tugasnya sebagai Penyidik KPK.
Namun, kata orang itu, laporan-laporan lainnya diklaim tak pernah diusut.
“Kalau orang partai tertentu yang sudah jelas kesalahannya itu dibiarin. Ini kata orang ya. Sudah ada laporannya tapi dibiarin. Yang ditembak partai-partai ini aja misalnya. Ada orang yang mengatakan seperti itu.
Mungkin untuk KPK (yang diusut) itu (korupsi) yang paling tragis,” ungkap dia.
Namun demikian, Mahfud mengaku mengenal baik Novel Baswedan sejak sebelum menjabat sebagai menteri.
Bahkan, dia juga sempat datang sesaat tragedi teror penyiraman air keras yang dialami Novel Baswedan.
“Saya kenal baik dengan Pak Novel Baswedan beberapa kali ke rumah dan beberapa kali ke kantor saya. Saya juga nengok ketika dia diserang air keras saya nengok ke rumah sakit. Ketika orang banyak tidak nengok karena takut dan karena segan, saya tetap nengok,” tukasnya.
Mahfud MD mengungkapkan keinginannya mengangkat Novel Baswedan menjadi Jaksa Agung RI jika menjabat sebagai presiden Indonesia.
Hal tersebut diungkapkan Mahfud saat menjadi pembicara dialog dengan Rektor UGM dan pimpinan PTN/PTS seluruh Yogyakarta yang ditayangkan YouTube Universitas Gadjah Mada pada Sabtu (5/6/2021) lalu.
Ketika itu, Mahfud tengah ditanya dengan isu yang terkait pemberantasan korupsi. Termasuk isu-isu yang berkaitan dengan pelemahan KPK melalui pemecatan puluhan pegawainya dari lembaga anti rasuah.
Mahfud pun menegaskan dirinya pro terhadap KPK. Bahkan sejak dulu, dia selalu berupaya menghalangi orang-orang yang berusaha untuk melemahkan lembaga anti rasuah.
“Saya sejak dulu pro KPK. Saya ketua MK, 12 kali itu ingin dirobohkan undang-undangnya dan saya bela dan menangkan KPK terus. Tetapi keputusan tentang KPK itu tidak di pemerintah saja, ada di DPR, ada di partai dan di civil society dan civil society ini akan pecah juga,” kata Mahfud. (gr)