Potret24.com, Pekanbaru – Razia digelar Direktorat Samapta Polda Riau di sejumlah hotel di Kota Pekanbaru, Minggu (02/05/2021). Sasarannya tamu yang masih di bawah umur dan pasangan yang bukan suami istri.
Sementara Satpol PP Pekanbaru yang diharapkan sebagai punggawa penegakan Perda di Kota Pekanbaru semakin tidak jelas fungsi dan tugasnya.
Hasil pantauan di lapangan menyebutkan, razia Ditsamapta Polda Riau dilakukan di 2 lokasi yaitu Hotel Sabrina 81 Jalan Sudirman dan Sabrina City Hotel yang berada di Jalan Tuanku Tambusai.
Dari hasil penggerebekan di lokasi tersebut, petugas menemukan 3 pria dan 1 perempuan yang berusia 16 tahun di kamar hotel dan menemukan alat kontrasepsi (kondom) bekas pakai.
Danton II Kompi II Ditsamapta Polda Riau, Ipda Eunike Sabrina Damanik mengatakan, dari 2 titik lokasi tersebut, Tim Raimas Bono Samapta Polda Riau menemukan 15 pasangan yang bukan suami istri di dalam kamar hotel.
“Lalu kami temukan juga 2 remaja putri yang melakukan open BO, sudah ada bukti dari hp mereka sendiri,” ucap Eunike, Senin (3/5/2021).
Selain mengamankan 15 pasangan yang bukan suami istri, petugas juga menemukan 12 pack alat kontrasepsi dan 1 pack obat kuat.
“Dari 15 pasangan tersebut besok kami suruh menghadap ke Kantor Polda Riau, untuk anak di bawah umur kita panggil orangtuanya,” lanjutnya.
Eunike menghimbau agar pihak hotel lebih teliti dan cermat untuk menerima tamu yang akan check-in, salah satunya yaitu mengecek KTP, tidak ada pengunjung yang di bawah umur dan tidak ada pasangan yang bukan suami istri.
Sementara itu seorang warga Pekanbaru H Ismail Ilham mengaku sangat bangga dengan Direktorat Samapta Polda Riau atas kiprahnya. “Salut sama Samapta Polda Riau. Tetap melakukan razia prostitusi di lingkup Kota Pekanbaru. Padahal yang punya tugas sebenarnya Satpol PP Pekanbaru,” katanya menambahkan, Senin (03/05/2021).
Dirinya menilai Satpol PP Pekanbaru sudah kehilangan jati dirinya sehingga tidak punya nyali melakukan razia prostitusi di Kota Pekanbaru.
“Kalau nyali sudah tidak ada lagi, masyarakat Pekanbaru tak bisa lagi berharap banyak. Satpol PP Pekanbaru fokusnya sama pedagang. Salah satu fungsinya sebagai aparatur penegak perda sudah impoten dan tak bisa diharapkan lagi,” tegasnya.
Sebagai warga Kota Pekanbaru, Ismail merasa miris dengan kondisi saat ini.
“Kecewa banget sebetulnya. Tapi mau gimana lagi. Kepala Satpol PP yang kita harapkan bisa bertindak tegas ternyata sama saja dengan pejabat sebelumnya. Takut untuk bertindak dan tak punya nyali menegakkan perda,” tegasnya lagi. (gr)