Potret24.com, Batam – Keluhan atlet soal minimnya anggaran persiapan Pekan Olahraga Nasional atau PON XX Papua mendapat respons dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kepri.
Wakil Sekretaris Umum KONI Kepri, Amri mengatakan, pencairan anggaran untuk atlet pada masing-masing cabang olahraga (cabor) akan segera dilakukan.
“Tinggal hitungan hari. Sabar saja. Proses sedang pencairan,” tegas Amri kepada TribunBatam.id, Kamis (27/5/2021).
Amri mengungkapkan, terkendalanya pencairan dana untuk atlet dikarenakan sejumlah faktor.
Mengingat, kondisi saat ini serba sulit sejak pandemi Covid-19 melanda.
“Pencairan dana hibah di provinsi itu mengalami perubahan. Perubahan itu sendiri mesti dipersiapkan seluruh administrasinya. Pergub juga baru. Tapi semua sudah jalan, tinggal hitungan hari saja pencairan,” katanya lagi.
Ia menjelaskan, pencairan untuk tahun 2021 sendiri merupakan realisasi penganggaran di tahun 2020. Dimana, pengajuannya disesuaikan dengan proposal yang dikirimkan oleh masing-masing cabor.
“Namanya pengajuan tidak sesuai dengan realisasi tentu banyak pertimbangan. Bisa jadi PAD kecil, kondisi sedang Covid-19 pula. Kebutuhan provinsi mungkin juga banyak,” ungkapnya.
KONI sendiri mengajukan anggaran sebesar Rp 49 Miliar.
Rinciannya, Rp 11,6 Miliar diperuntukan untuk anggaran pemusatan latihan daerah (pelatda). Nilai itu pun, lanjut Amri, sesuai dengan masing-masing proposal setiap cabang olahraga.
“Ternyata yang dibantu hanya Rp 3,5 Miliar. Ada anggaran rutin KONI di sana, persiapan keberangkatan, ada dana keberangkatan beli tiket dan uang saku atlet selama di Papua,” imbuhnya.
Amri juga membantah jika KONI Kepri dianggap diam terhadap keluhan masing-masing cabor lolos PON.
Menurut dia, berbagai upaya telah dilakukan agar aspirasi cabor dan atlet dapat terealisasi maksimal.
“Duit itu uang masyarakat dikelola pemerintah. Bukan uang kami. Perlu pertanggungjawaban. Kami bukan diam, kami mendesak terus. Tapi harap bersabar,” sebutnya.
Persiapan atlet Kepri menghadapi Pekan Olahraga Nasional atau PON XX Papua tinggal hitungan bulan.
Namun, minimnya anggaran untuk menggesa persiapan dirasa kurang oleh para atlet. Seperti ungkapan pelatih Tim Futsal Kepri, Suhendra Jamal.
Ia mengatakan, perlu perhatian lebih dari Pemerintah Provinsi Kepri atau Pemprov Kepri untuk memotivasi atlet dalam mengejar ketertinggalannya dari peserta di provinsi lain.
“Kami realistis saja. Mau bersaing di level nasional, tentu harus ada dukungan,” tegasnya kepada TribunBatam.id, Kamis (27/5/2021).
Untuk anak asuhnya di tim futsal sendiri, Black, panggilan akrabnya, mengatakan jika minimnya dana persiapan tak dapat dikesampingkan.
Apalagi kebutuhan para atlet tak hanya sekadar tempat latihan saja. Diperlukan makanan bergizi dan kelengkapan latihan lainnya untuk menunjang performa atlet.
“Ada 7 orang yang mengundurkan diri. Alasannya karena tidak ada ongkos. Ini tentu sangat disayangkan,” sesalnya lagi.
Namun Black tak ingin berkecil hati. Sebab, kesempatan tampil di PON tahun ini adalah bonus dari kerja keras mereka walau dukungan dari pihak terkait begitu minim.
“Tempat latihan jauh dari rumah. Ini butuh ongkos. Tapi fasilitas tak ada. Saya hanya bisa elus-elus dada saja. Semoga semuanya berjalan baik,” ujarnya.
Sebelumnya, atlet lolos PON Papua di Kepri juga mengeluhkan hal serupa. Salah satunya cabang olahraga (cabor) tinju Kepri. Sebagai salah satu cabor yang difavoritkan untuk meraih emas PON, pelatih tim, Erzon, mengatakan jika dukungan dari Pemerintah Provinsi Kepri menjadi satu hal yang sakral.
“Target itu tergantung pembinaannya. Orang mau berantam kalau tak dikasih makan bagaimana mau berantam. Ya lapar jatuhnya,” kesal Erzon kepada Tribun Batam.
Oleh sebab itu, Erzon selaku Ketua Tim 5 Cabor Lolos PON di Kepri juga mendesak agar gubernur dapat bertemu dengan mereka.
“Supaya dapat diceritakan masalah yang sebenarnya terjadi di atlet,” sebutnya. (gr)