Pekanbaru

Kasus Baru Covid-19 Meningkat Tajam, Kadiskes Pekanbaru Ungkap Kesalahan Isolasi Mandiri

3
×

Kasus Baru Covid-19 Meningkat Tajam, Kadiskes Pekanbaru Ungkap Kesalahan Isolasi Mandiri

Sebarkan artikel ini
Lonjakan Covid-19 di Kota Pekanbaru

Potret24.com, Pekanbaru – Penambahan kasus baru pasien terkonfirmasi Covid-19 di Riau terutama di Kota Pekanbaru masih tinggi. Terkait hal tersebut Kadiskes Pekanbaru Drs HM Noer, MBS menyinggung ada yang salah dengan isolasi mandiri.

“Dalam satu minggu terakhir ada kenaikan pasien Covid-19 rata-rata hampir 200 pasien setiap harinya. Ini catatan penting yang harus disikapi segera,” ujar Kadiskes Pekanbaru, Drs HM Noer, MBS, Senin (03/05/2021).

Ditegaskannya, dengan adanya lonjakan kasus Covid-19 ini pihaknya kembali mengingatkan kepada masyarakat Kota Pekanbaru agar tetap menerapkan protokol kesehatan.

“Karena ada kecenderungan masyarakat Kota Pekanbaru mulai abai menjalankan protokol kesehatan. Terutama sekali ketika beraktivitas di luar rumah,” tegasnya lagi.

Menurut HM Noer, saat ini cuma ada satu hal yang harus tetap dipatuhi. “Jalankan protokol kesehatan sebagaimana mestinya. Sekaligus penerapan sanksi terhadap pihak-pihak yang abai menjalankan protokol kesehatan,” katanya menambahkan.

“Kenaikan kasus positif COVID-19 ini, tidak terlepas dari semakin banyaknya masyarakat yang abai terhadap protokol kesehatan, walaupun sudah setiap saat diingatkan untuk mematuhi Prokes, dengan tetap memakai masker, menjaga jarak, dan selalu mencuci tangan,” kata HM Noer lagi.

Dijelaskannya lagi, saat ini klaster keluarga masih menjadi kasus tertinggi di Pekanbaru, jika dalam satu keluarga terdapat kasus positif, selanjutnya dilakukan tracing kontak erat, dan hasilnya dalam satu keluarga terkonfirmasi positif.

Hal ini terjadi karena ketidak patuhan masyarakat terhadap prokes.

“Masih banyak dari klaster keluarga, dan hasilnya dari tracing ini makanya terdeteksi banyak kasus positif. Kemudian, pemeriksaan pada saat perjalanan, secara sendirinya terdeteksi hasil rapid antigennya positif. Kalau untuk swab mandiri sekarang tidak begitu banyak, tapi dari pemeriksaan rapid antigen banyak terkomfirmasi,” katanya menambahkan.

HM Noer mengungkapkan, kluster keluarga menjadi penyumbang terbanyak kasus Covid-19 di Riau.

Sebab saat ini terjadi penularan yang cukup cepat di lingkungan keluarga.

Jika dalam satu keluarga itu ada yang positif, kemudian melakukan isolasi mandiri di rumah, banyak anggota keluarga yang satu rumah itu yang ikut tertular.

“Bahkan ada yang sampai satu rumah itu tertular semua, jadi ada yang salah dengan pasien yang melakukan isolasi mandiri di rumah,” kata HM Noer lagi.

Tinggi kluster keluarga ini diduga kuat disebabkan karena pasien yang menjalani isolasi mandiri di rumah tidak menjalankan protokol kesehatan yang ketat.

Atau bisa juga disebabkan karena rumah atau tempat tinggal yang dijadikan tempat isolasi mandiri ini tidak memenuhi syarat.

“Makanya kami minta mereka ini isolasi di tempat yang disiapkan oleh pemerintah. Kalau ditempat isolasi yang siapkan oleh pemerintah kan bisa diawasi oleh petugas, prokesnya jalan, kalau ada apa-apa bisa langsung ditangani oleh petugas kesehatan dan potensi menularkan ke anggota keluarga yang lain bisa dihindari,” katanya mengakhiri. (gr)